Selain operasi pasar sembako, menjelang bulan Ramadhan 2016 ini
pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga menggelar pasar murah. Tak hanya
sembako, sejumlah komoditas lain seperti sirup, kue kaleng, pakaian jadi
dan batik akan dijual lebih murah dari harga pasar dan toko.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan
(Disperindagtam) Hary Cahyo Purnomo mengatakan, pasar murah ini akan
digelar mulai 8 Juni – 5 Juli 2016. “Kami akan buka setiap hari mulai
pukul 08.30 – 13.00 WIB,” kata Hary.
Ditambahkan Hary, pasar murah ini dilakukan untuk memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan
selama puasa dan lebaran dengan harga terjangkau. Dalam pasar murah
tersebut, Disperindagtam akan menyediakan sembako dan keperluan lain
untuk menghadapi lebaran. Seperti sirup, kue kaleng, pakaian jadi dan
batik. Semua produk tersebut akan dijual dengan harga pabrik yang
dipastikan lebih murah dari harga pasar dan toko.
“Dengan demikian lonjakan harga yang seringkali dipicu oleh naiknya
permintaan barang bisa diminimalisir sejak awal. Pasar murah ini hasil
kerja sama antara pemkab dengan PT. Pertani, distributor sembako, toko
modern dan AKRAB,” ujar Hary.
Disperindagtam akan mendirikan stand pasar murah di areal parkir
kantor Disperindagtam dan tujuh lokasi lainnya yang tersebar di delapan
kecamatan. Yakni di lapangan Kecamatan Giri, halaman kantor Kelurahan
Kalipuro, balai Kecamatan Wongsorejo dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Maron, Genteng. Tiga lokasi lainnya adalah di dalam pasar Sumber Beras,
Muncar; pasar Singojuruh dan pasar Sempu.
“Kegiatan ini akan kita awali dari areal parkir kantor Disperindagtam
pada tanggal 8-12 Juni mendatang. Selanjutnya akan digelar secara
bergiliran di 7 lokasi lainnya sesuai jadwal,” ujar Hary.
Selain hal di atas, Disperindagtam juga berencana akan menggelar
pasar murah khusus gula pasir bekerja sama dengan Perusahaan Pedagang
Indonesia (PPI). “Untuk jadwal pelaksanaan dan jumlah stok gula yang
akan dijual, kami belum bisa memastikannya. Kami masih menunggu
konfirmasi lebih lanjut dari PPI,” terang Hary.
Sekedar diketahui, operasi pasar sembako yang awalnya dijadwalkan
akan digelar mulai 1-30 Juni mendatang. Pelaksanaannya dimajukan lima
hari lebih awal sejak 27 Mei 2016. “Penambahan alokasi operasi pasar ini
akan digelar di Gedung Djuang, mulai 27 Mei – 1 Juni mendatang.
Pelaksanaan berikutnya akan dilakukan sesuai jadwal,” pungkas Hary.
(Humas)
Senin, 30 Mei 2016
Wayang Kulit Ki Rudi Gareng-Wahyu Godho Inten,Sinden Purborini Bwi Festival 2016
Pagelaran wayang kulit selalu menjadi agenda rutin di
Banyuwangi Festival. Tahun 2016 ini, Banyuwangi Festival menghadirkan
Dalang kondang dari Kota Blitar Jawa Timur, Ki Rudi Gareng. Ki Rudi,
akan unjuk kebolehannya selama semalam suntuk di Lapangan Untung
Suropati, Kecamatan Muncar, Minggu (29/5).
VIDEO =https://www.youtube.com/watch?v=ARbO2hYk1HU
Dalam performnya dalang terbaik se Jawa Timur ini, akan memuaskan pecinta wayang kulit Banyuwangi dengan lakon “Wahyu Godo Inten". Dikatakan Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda, lakon ini sengaja dipilih untuk memberikan sekilas gambaran tentang bagaimana seorang pemimpin yang berjuang dengan suka rela demi kesejahteraan tanah airnya.
Godo Inten, adalah senjata atau pusaka yang menewaskan penjahat. Perang ini terjadi antara Wisanggeni melawan Bethari Durga dan Kala yang akhirnya tewas dengan Pusaka Gada Inten. Perang ini untuk membantu mewujudkan kejayaan Pandawa. Dengan sukarela Raden Wisanggeni berkorban nyawa demi kemenangan Pandawa.
“Secara singkat, Wahyu Godo Inten berkisah bagaimana pengorbanan para Pandawa atau pemimpin negeri Astina yang ingin mempertahankan tanah airnya dari kekuasaan para Kurawa yang masih bersikukuh menguasainya. Perjuangan Pandawa tak sendiri, demi mewujudkan kebenaran di atas bumi, Sri Kresna dan Raden Wisanggeni ikut membantu Pandawa,” terang Bramuda.
Festival Wayang Kulit ini digelar sebagai salah satu sarana untuk melestarikan kesenian Jawa. "Selain Using, di Banyuwangi suku Jawa juga dominan, khususnya di wilayah selatan Banyuwangi. Dari rangkaian B-Fest kami mengakomodir gelaran-gelaran yang mewakili sejumlah kebudayaan setempat. Wayang ini salah satunya," kata Bramuda.
Lebih jauh, kata Bramuda, permainan wayang kulit ini mengandung filosofi dan makna yang dalam dari setiap lakon yang dimainkan dalang. “Untuk itu kami selalu menghadirkan wayang kulit untuk menceriterakan lakon yang bisa menjadi tauladan dan contoh. Ki Rudi Gareng ini akan tampil semalam suntuk dengan sabetan-sabetan yang tak kalah hebat dari dalang kondang lainnya. Dipastikan para pecinta wayang kulit akan terpuaskan dengan dalang dari kota Blitar ini,” kata Bramuda.
Saat perform nanti, Ki Rudi Gareng akan memainkan ceritanya dengan ditemani Sinden fenomenal dan joss tenan “Purborini” dan limbukannya akan diramaikan dengan lawakan Kenthus. “Dipastikan pecinta wayang akan puas dengan guyonan dan cerita dari Ki Rudi Gareng. Ki Rudi akan akan mulai pukul 20.00 WIB, dan berakhir menjelang subuh,” pungkas Bramuda. (Humas)
VIDEO =https://www.youtube.com/watch?v=ARbO2hYk1HU
Dalam performnya dalang terbaik se Jawa Timur ini, akan memuaskan pecinta wayang kulit Banyuwangi dengan lakon “Wahyu Godo Inten". Dikatakan Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda, lakon ini sengaja dipilih untuk memberikan sekilas gambaran tentang bagaimana seorang pemimpin yang berjuang dengan suka rela demi kesejahteraan tanah airnya.
Godo Inten, adalah senjata atau pusaka yang menewaskan penjahat. Perang ini terjadi antara Wisanggeni melawan Bethari Durga dan Kala yang akhirnya tewas dengan Pusaka Gada Inten. Perang ini untuk membantu mewujudkan kejayaan Pandawa. Dengan sukarela Raden Wisanggeni berkorban nyawa demi kemenangan Pandawa.
“Secara singkat, Wahyu Godo Inten berkisah bagaimana pengorbanan para Pandawa atau pemimpin negeri Astina yang ingin mempertahankan tanah airnya dari kekuasaan para Kurawa yang masih bersikukuh menguasainya. Perjuangan Pandawa tak sendiri, demi mewujudkan kebenaran di atas bumi, Sri Kresna dan Raden Wisanggeni ikut membantu Pandawa,” terang Bramuda.
Festival Wayang Kulit ini digelar sebagai salah satu sarana untuk melestarikan kesenian Jawa. "Selain Using, di Banyuwangi suku Jawa juga dominan, khususnya di wilayah selatan Banyuwangi. Dari rangkaian B-Fest kami mengakomodir gelaran-gelaran yang mewakili sejumlah kebudayaan setempat. Wayang ini salah satunya," kata Bramuda.
Lebih jauh, kata Bramuda, permainan wayang kulit ini mengandung filosofi dan makna yang dalam dari setiap lakon yang dimainkan dalang. “Untuk itu kami selalu menghadirkan wayang kulit untuk menceriterakan lakon yang bisa menjadi tauladan dan contoh. Ki Rudi Gareng ini akan tampil semalam suntuk dengan sabetan-sabetan yang tak kalah hebat dari dalang kondang lainnya. Dipastikan para pecinta wayang kulit akan terpuaskan dengan dalang dari kota Blitar ini,” kata Bramuda.
Saat perform nanti, Ki Rudi Gareng akan memainkan ceritanya dengan ditemani Sinden fenomenal dan joss tenan “Purborini” dan limbukannya akan diramaikan dengan lawakan Kenthus. “Dipastikan pecinta wayang akan puas dengan guyonan dan cerita dari Ki Rudi Gareng. Ki Rudi akan akan mulai pukul 20.00 WIB, dan berakhir menjelang subuh,” pungkas Bramuda. (Humas)
Menkominfo Luncurkan "Smart Kampung" Banyuwangi
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)
Rudiantara dijadwalkan akan meluncurkan program "Smart Kampung" di
Kabupaten Banyuwangi, Selasa (31/5/2016).
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Banyuwangi Juang Pribadi mengatakan, Menkominfo Rudiantara dijadwalkan tiba di Bandara Blimbingsari Banyuwangi Selasa siang, dan langsungakan menuju lokasi launching program Smart Kampung di Lapangan Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
"Secara simbolis, Menteri Rudi akan merilis program Smart Kampung yang digagas oleh Pemkab Banyuwangi," ujar Juang.
"Smart Kampung" sendiri adalah program yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas layanan publik di desa-desa. Program ini mendesain desa sebagai pusat kreativitas warga yang menggabungkan antara kegiatan ekonomi produktif, ekonomi kreatif, dan instrumen teknologi informasi.
"Desa yang telah memenuhi kriteria "Smart Kampung" juga telah ditunjang oleh pelayanan berbasis teknologi informasi. Jadi tidak perlu diurus ke kota. Untuk tahap awal, kami luncurkan 41 desa/kelurahan "Smart Kampung". Tahun depan kami targetkan semua desa sudah memenuhi kriteria ini. Bagi Banyuwangi, Smart Kampung penting warga yang tinggal di desa-desa akan sangat dimudahkan," imbuh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Juang menambahkan, seusai meluncurkan program tersebut, Rudiantara akan meninjau salah satu desa sebagai pilot project program, yakni Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Rudiantara akan melihat langsung dari dekat program Smart Kampung yang telah dilakukan di desa tersebut, sekaligus juga akan berdialog dengan warga desa setempat.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Suyanto Waspotondo mengatakan program Smart Kampung adalah program untuk menuju peningkatan peran pemerintah desa yang lebih besar. Pemerintah desa akan dioptimalkan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengelola sumber daya desanya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
"Program ini kami gagas salah satunya untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Saat ini baru ada 23 desa dan 18 kelurahan yang menjadi pilot project Smart Kampung. Namun bertahap, seluruh desa dan kelurahan di Banyuwangi akan bertransformasi menjadi Smart Kampung," ujar Yayan sapaan akrabnya.
Selain memberi kemudahan dalam pelayanan publik, Smart Kampung juga menjadi pusat pengembangan potensi yang dimiliki oleh tiap desa. Mulai budaya, kesenian, pertanian, ekonomi kreatif, pariwisata, pendidikan hingga kesehatan bagi warga desa.
Di Smart Kampung, balai desa juga dikembangkan sebagai pusat aktivitas warga. Balai desa akan menjadi ruang publik yang bisa dimanfaatkan warga untuk melakukan beragam kegiatan, mulai dari les kesenian, posyandu, hingga temu warga.
"Balai desa akan dibuat senyaman mungkin untuk memberikan fasilitas terbaik bagi warga. Di setiap desa cerdas, balai desa wajib dilengkapi wifi gratis untuk bisa dipergunakan warganya. Anak-anak yang pulang sekolah bisa les kesenian atau kursus bahasa di sini, mengerjakan PR pun di balai desa karena ada internetnya. Perpustakaan juga kami wajibkan hadir di balai desa. Harapan kami, balai desa bisa berfungsi pula sebagai rumah kreatif warga” pungkas Yayan. (humas)
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Banyuwangi Juang Pribadi mengatakan, Menkominfo Rudiantara dijadwalkan tiba di Bandara Blimbingsari Banyuwangi Selasa siang, dan langsungakan menuju lokasi launching program Smart Kampung di Lapangan Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
"Secara simbolis, Menteri Rudi akan merilis program Smart Kampung yang digagas oleh Pemkab Banyuwangi," ujar Juang.
"Smart Kampung" sendiri adalah program yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas layanan publik di desa-desa. Program ini mendesain desa sebagai pusat kreativitas warga yang menggabungkan antara kegiatan ekonomi produktif, ekonomi kreatif, dan instrumen teknologi informasi.
"Desa yang telah memenuhi kriteria "Smart Kampung" juga telah ditunjang oleh pelayanan berbasis teknologi informasi. Jadi tidak perlu diurus ke kota. Untuk tahap awal, kami luncurkan 41 desa/kelurahan "Smart Kampung". Tahun depan kami targetkan semua desa sudah memenuhi kriteria ini. Bagi Banyuwangi, Smart Kampung penting warga yang tinggal di desa-desa akan sangat dimudahkan," imbuh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Juang menambahkan, seusai meluncurkan program tersebut, Rudiantara akan meninjau salah satu desa sebagai pilot project program, yakni Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Rudiantara akan melihat langsung dari dekat program Smart Kampung yang telah dilakukan di desa tersebut, sekaligus juga akan berdialog dengan warga desa setempat.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Suyanto Waspotondo mengatakan program Smart Kampung adalah program untuk menuju peningkatan peran pemerintah desa yang lebih besar. Pemerintah desa akan dioptimalkan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengelola sumber daya desanya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
"Program ini kami gagas salah satunya untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Saat ini baru ada 23 desa dan 18 kelurahan yang menjadi pilot project Smart Kampung. Namun bertahap, seluruh desa dan kelurahan di Banyuwangi akan bertransformasi menjadi Smart Kampung," ujar Yayan sapaan akrabnya.
Selain memberi kemudahan dalam pelayanan publik, Smart Kampung juga menjadi pusat pengembangan potensi yang dimiliki oleh tiap desa. Mulai budaya, kesenian, pertanian, ekonomi kreatif, pariwisata, pendidikan hingga kesehatan bagi warga desa.
Di Smart Kampung, balai desa juga dikembangkan sebagai pusat aktivitas warga. Balai desa akan menjadi ruang publik yang bisa dimanfaatkan warga untuk melakukan beragam kegiatan, mulai dari les kesenian, posyandu, hingga temu warga.
"Balai desa akan dibuat senyaman mungkin untuk memberikan fasilitas terbaik bagi warga. Di setiap desa cerdas, balai desa wajib dilengkapi wifi gratis untuk bisa dipergunakan warganya. Anak-anak yang pulang sekolah bisa les kesenian atau kursus bahasa di sini, mengerjakan PR pun di balai desa karena ada internetnya. Perpustakaan juga kami wajibkan hadir di balai desa. Harapan kami, balai desa bisa berfungsi pula sebagai rumah kreatif warga” pungkas Yayan. (humas)
Wisata Pulau Merah Raih Penghargaan Penyumbang Pajak Terbaik
Wisata Pulau Merah Banyuwangi berhasil menjadi penyumbang pajak
terbaik tahun 2015. Pada periode 2015 hingga Maret 2016, obyek wisata
bahari ini telah menyetorkan pajak sebesar Rp. 251,3 juta kepada
pemerintah daerah. Pemkab Banyuwangi pun memberikan reward kepada
pengelola Pantai Pulau Merah saat acara gathering wajib pajak, di aula hotel Ketapang Indah, Senin (30/5).
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=kUH3joqpjCc
Reward ini diserahkan langsung Sekretaris Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono kepada perwakilan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan Perhutani wilayah Jatim, Rohman, sebagai pengelola wisata pantai yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
“Pulau Merah menjadi contoh bagaimana sebuah obyek lokasi yang dikelola dengan baik bisa menjadi salah satu penyokong pembangunan, lewat pajak yang dibayarkan. Kami berharap, Pulau Merah menjadi contoh bagi pengelola obyek wisata lain di Banyuwangi untu taat mebayarkan pajak,” ujar Sekkab.
Dikatakan Sekkab, Pulau Merah layak mendapat penghargaan pembayar pajak terbaik kategori tempat rekreasi dan kolam renang ini karena obyek wisata ini dikelola dengan baik, mulai dari manajemen dan pelaporan keuangannya. Selain juga, lanjut Sekkab, setoran pajak Pulau Merah ini sesuai dengan perhitungan yang dilakukan oleh tim pajak daerah.
“Yang disetorkan Pulau Merah, menurut kami telah sesuai antara hasil perhitungan pihak pengelola dengan evaluasi dari tim kami,” ujar Sekkab.
Selain Pulau Merah, wajib pajak lain yang mendapatkan reward adalah Hotel Santika, Hotel Ketapang Indah, restoran KFC Roxy Mall, rumah makan pecel ayu, warung mie nyonyor, karaoke mendut, dan New Star Cineplex.
Reward ini juga diberikan kepada tiga desa dan dua kecamatan yang tercepat melunasi pajaknya. Ketiga desa tersebut, Desa Sumbergondo dan Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore; serta Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Juga kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo.
Sekkab Slamet mengatakan, reward ini diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah kepada para wajib pajak. Dengan melunasi pajaknya lebih cepat dan tepat waktu, otomatis mereka telah ikut berpartisipasi membangun Banyuwangi. Seperti terbangunnya infrastruktur dan fasilitas umum. “Kami bangga dengan kontribusi para pengusaha dalam pembangunan daerah,” kata Sekkab Slamet.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendapatan Daerah Banyuwangi, Fajar Suasana menambahkan, beberapa tahun terakhir capaian target penerimaan asli daerah (PAD) Banyuwangi yang salah satunya dari pajak memang telah melampaui target. Sebut saja di tahun 2013 lalu Pemkab berhasil mengumpulkan perolehan PAD dari target Rp. 171,6 miliar terealisasi Rp. 183,02 miliar atau tercapai sebesar 106,6 persen. Tahun 2014 dari target Rp. 225, 1 miliar terealisasi Rp. 283, 3 miliar atau tercapai sebesar 125, 86 persen. Selanjutnya, di tahun 2015 dari target Rp. 303,2 miliar terealisasi Rp. 346,7 miliar atau tercapai sebesar 144,3 persen. Dan sampai dengan bulan Maret tahun 2016 ini capaian PAD dari target Rp. 307,1 miliar telah terkumpul Rp. 112,1 miliar atau sudah tercapai 36,52 persen.
“Capaian PAD yang cukup tinggi, jangan sampai membuat lengah. Kita tetap harus melakukan evaluasi terhadap potensi pajak yang masih bisa digarap secara maksimal. Sehingga capaian pajak kita semakin meningkat, ini juga atas usulan dari BPK. Menurut BPK, Banyuwangi masih harus bekerja keras untuk menggarap potensi-potensi pajak yang saat ini masih belum tersentuh,” ujar Fajar.
Untuk memaksimalkan perolehan PAD, pemerintah akan menggenjot dari sektor pajak hotel dan restoran, hingga warung dan tempat wisata yang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Sebab, penerimaan dari sektor di atas saat ini masih belum maksimal. Ke depan pemerintah akan menerapkan tax monitor yang dipasang di sejumlah hotel dan restoran. Tax monitor ini sejenis sistem yang langsung terkoneksi dengan server Dispenda, yang fungsinya untuk memonitor pendapatan riil hotel maupun restoran. “Sehingga tidak ada alasan bagi hotel atau restoran tidak membayarkan pajak sesuai data yang ada,” pungkas Fajar. (Humas )
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=kUH3joqpjCc
Reward ini diserahkan langsung Sekretaris Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono kepada perwakilan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan Perhutani wilayah Jatim, Rohman, sebagai pengelola wisata pantai yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
“Pulau Merah menjadi contoh bagaimana sebuah obyek lokasi yang dikelola dengan baik bisa menjadi salah satu penyokong pembangunan, lewat pajak yang dibayarkan. Kami berharap, Pulau Merah menjadi contoh bagi pengelola obyek wisata lain di Banyuwangi untu taat mebayarkan pajak,” ujar Sekkab.
Dikatakan Sekkab, Pulau Merah layak mendapat penghargaan pembayar pajak terbaik kategori tempat rekreasi dan kolam renang ini karena obyek wisata ini dikelola dengan baik, mulai dari manajemen dan pelaporan keuangannya. Selain juga, lanjut Sekkab, setoran pajak Pulau Merah ini sesuai dengan perhitungan yang dilakukan oleh tim pajak daerah.
“Yang disetorkan Pulau Merah, menurut kami telah sesuai antara hasil perhitungan pihak pengelola dengan evaluasi dari tim kami,” ujar Sekkab.
Selain Pulau Merah, wajib pajak lain yang mendapatkan reward adalah Hotel Santika, Hotel Ketapang Indah, restoran KFC Roxy Mall, rumah makan pecel ayu, warung mie nyonyor, karaoke mendut, dan New Star Cineplex.
Reward ini juga diberikan kepada tiga desa dan dua kecamatan yang tercepat melunasi pajaknya. Ketiga desa tersebut, Desa Sumbergondo dan Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore; serta Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Juga kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo.
Sekkab Slamet mengatakan, reward ini diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah kepada para wajib pajak. Dengan melunasi pajaknya lebih cepat dan tepat waktu, otomatis mereka telah ikut berpartisipasi membangun Banyuwangi. Seperti terbangunnya infrastruktur dan fasilitas umum. “Kami bangga dengan kontribusi para pengusaha dalam pembangunan daerah,” kata Sekkab Slamet.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendapatan Daerah Banyuwangi, Fajar Suasana menambahkan, beberapa tahun terakhir capaian target penerimaan asli daerah (PAD) Banyuwangi yang salah satunya dari pajak memang telah melampaui target. Sebut saja di tahun 2013 lalu Pemkab berhasil mengumpulkan perolehan PAD dari target Rp. 171,6 miliar terealisasi Rp. 183,02 miliar atau tercapai sebesar 106,6 persen. Tahun 2014 dari target Rp. 225, 1 miliar terealisasi Rp. 283, 3 miliar atau tercapai sebesar 125, 86 persen. Selanjutnya, di tahun 2015 dari target Rp. 303,2 miliar terealisasi Rp. 346,7 miliar atau tercapai sebesar 144,3 persen. Dan sampai dengan bulan Maret tahun 2016 ini capaian PAD dari target Rp. 307,1 miliar telah terkumpul Rp. 112,1 miliar atau sudah tercapai 36,52 persen.
“Capaian PAD yang cukup tinggi, jangan sampai membuat lengah. Kita tetap harus melakukan evaluasi terhadap potensi pajak yang masih bisa digarap secara maksimal. Sehingga capaian pajak kita semakin meningkat, ini juga atas usulan dari BPK. Menurut BPK, Banyuwangi masih harus bekerja keras untuk menggarap potensi-potensi pajak yang saat ini masih belum tersentuh,” ujar Fajar.
Untuk memaksimalkan perolehan PAD, pemerintah akan menggenjot dari sektor pajak hotel dan restoran, hingga warung dan tempat wisata yang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Sebab, penerimaan dari sektor di atas saat ini masih belum maksimal. Ke depan pemerintah akan menerapkan tax monitor yang dipasang di sejumlah hotel dan restoran. Tax monitor ini sejenis sistem yang langsung terkoneksi dengan server Dispenda, yang fungsinya untuk memonitor pendapatan riil hotel maupun restoran. “Sehingga tidak ada alasan bagi hotel atau restoran tidak membayarkan pajak sesuai data yang ada,” pungkas Fajar. (Humas )
Langganan:
Postingan (Atom)