Festival
Sego Cawuk akan digelar Sabtu, 9 April 2016, mulai pukul 08.00 WIB di
Taman Blambangan. Di festival ini, ratusan peserta yang berasal dari
para penjual sego cawuk, koki hotel, dan restoran serta masyarakat umum
berlomba menampilkan Sego Cawuk yang berselera.
VIDEO Kuliner Bwi - https://www.youtube.com/channel/UCtAfLOKm-4Ac-vE72bcydDQ
Hasil olahan Sego Cawuk
ini nantinya akan dinilai oleh Chef Aiko. Aiko adalah salah satu koki
host program kuliner yang ditayangkan salah satu stasiun televisi
swasta.
“Secara
konsisten tiap tahun kami kenalkan kuliner khas Banyuwangi secara
bergiliran, karena kuliner Banyuwangi ini sangat beragam. Dengan
Festival Sego cawuk ini, kami mempromosikan makanan khas Banyuwangi.
Semakin dikenal, tentu diharapkan penjual Sego cawuk kian kelarisan,”
ujar Anas.
Selain
festival kuliner, di lokasi yang sama juga akan digelar digelar pameran
agro khas Banyuwangi. Bermacam produk unggulan hortikultura komoditas
buah-buahan akan ditampilkan. Juga akan ditampilkan tanaman pangan
seperti beras organik, agensi hayati, serta jagung, kedelai dan berbagai
jenis umbi juga akan mengisi festival ini. Termasuk berbagai jenis
tanaman hias, tanaman biofarma dan sayuran dalam polybag seperti cabai
merah, cabai kecil, tomat, terung, seledri, kobis, caisim dan brokoli.
Banyuwangi
Agro Expo ini juga menggelar kontes durian eksotis Banyuwangi. Anas
mengatakan, semua petani durian asli Banyuwangi akan mengikuti kontes
ini, baik itu duriannya berwarna merah, oranye, atau putih kekuningan.
“Lewat
kontes ini, kami ingin mencari plasma nutfah (substansi pembawa sifat
keturunan dari tumbuhan yang belum direkayasa) dari durian asli
Banyuwangi ini, sehingga ke depannya potensi pohon-pohon induk durian
ini bisa dikembangkan,” kata Anas.
Bersama
dengan dua festival tersebut, Art Week ini akan digelar 9 April sampai
16 April 2016, di sepanjang jalan Pangeran Diponegoro, depan Gesibu
Blambangan, mulai pukul 09.00 – 21.00 WIB.
Plt
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Banyuwangi, Alief Kartiono, Banyuwangi Art Week merupakan atalase
beragam produk kerajinan khas Banyuwangi dari para pelaku Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM). Di
antaranya kerajinan batik, bambu, logam, aksesoris, dan berbagai suvenir
khas Banyuwangi.
“Atraksi ini akan dilakukan setiap malam. Mulai dari fashion on the street, hingga suguhan talent lokal,” kata Alief. (Humas)
Selasa, 05 April 2016
Pemerintah Bangun Infrastruktur Pariwisata Kawasan Taman Nasional di Banyuwangi
Pemerintah pusat segera memulai
pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata di kawasan taman nasional
yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
VIDEO MEMPAN di Bwi = https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Setelah kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya pada akhir Maret lalu, tim lintas kementerian telah menggelar rapat koordinasi untuk memulai pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata di Taman Nasional Alas Purwo, Taman Wisata Alam Gunung Ijen, dan Taman Nasional Meru Betiri.
”Alhamdulillah, Jumat lalu (1/4), dipimpin langsung oleh Bu Menteri LHK, digelar rapat untuk menyusun peta jalan atau road map pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata di kawasan yang menjadi wilayah pemerintah pusat di Banyuwangi, khususnya di taman nasional,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Rapat tersebut, sambung Anas, dihadiri jajaran Kementerian LHK termasuk pengelola taman nasional, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
”Ibu Menteri LHK memanggil kami karena ingin segera merealisasikan pengembangan infrastruktur taman nasional yang ada di kawasan Banyuwangi. Kebetulan, beliau sudah ke Banyuwangi dan melihat potensi besar dari sisi wisatanya dengan tetap memperhatikan aspek konservasi. Jadi dalam pandangan beliau, konservasi alam juga harus memperhatikan aspek ekonomi warga sekitar. Potensi taman nasional untuk pariwisata besar, sehingga perlu dikembangkan infrastruktur penunjangnya,” kata Anas.
Anas menambahkan, segitiga andalan pariwisata Banyuwangi berada di kawasan tersebut, yaitu Gunung Ijen, Pantai Plengkung, dan Pantai Sukamade. Pengembangan infrastruktur itu harus tetap mengakomodasi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
”Misalnya, dari desa terakhir sebelum masuk taman nasional, wisatawan berhenti. Semua mobil diparkir di lapangan. Lalu menuju ke dalam taman nasional untuk melihat flora-fauna dan keindahan alam dengan mengendarai kendaraan tradisional seperti delman atau kereta kecil sepertiodong-odong di kampung-kampung,” ujar Anas.
Kepala Badan Perencanaan Pembangun Daerah (Bappeda) Banyuwangi Agus Siswanto menambahkan, peta jalan pembangunan infrastruktur pariwisata itu akan dibagi menjadi dua, yaitu pembangunan jangka pendek dan jangka panjang.
“Pembangunan jangka pendek yang sifatnya bisa segera dilaksanakan pada tahun ini. Mulai dari akses air bersih dan toilet di Gunung Ijen. Sedangkan untuk pembangunan jalan dan infrastruktur penunjang lainnya masuk skema jangka panjang yang dikoordinasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” ujar Agus.
Pada pekan ini, imbuh Agus, Pemkab Banyuwangi bersama Kementerian LHK, Kemenpar, dan Kementrian PU-Pera bertemu lagi untuk mengidentifikasi sekaligus menentukan pembangunan infrastruktur yang akan digarap.
Dengan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata itu, sambung Agus, potensi wisata bisa lebih tergarap. ”Seperti kurangnya toilet di Gunung Ijen bisa segera tertangani,” ujarnya. (Humas)
VIDEO MEMPAN di Bwi = https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Setelah kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya pada akhir Maret lalu, tim lintas kementerian telah menggelar rapat koordinasi untuk memulai pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata di Taman Nasional Alas Purwo, Taman Wisata Alam Gunung Ijen, dan Taman Nasional Meru Betiri.
”Alhamdulillah, Jumat lalu (1/4), dipimpin langsung oleh Bu Menteri LHK, digelar rapat untuk menyusun peta jalan atau road map pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata di kawasan yang menjadi wilayah pemerintah pusat di Banyuwangi, khususnya di taman nasional,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Rapat tersebut, sambung Anas, dihadiri jajaran Kementerian LHK termasuk pengelola taman nasional, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
”Ibu Menteri LHK memanggil kami karena ingin segera merealisasikan pengembangan infrastruktur taman nasional yang ada di kawasan Banyuwangi. Kebetulan, beliau sudah ke Banyuwangi dan melihat potensi besar dari sisi wisatanya dengan tetap memperhatikan aspek konservasi. Jadi dalam pandangan beliau, konservasi alam juga harus memperhatikan aspek ekonomi warga sekitar. Potensi taman nasional untuk pariwisata besar, sehingga perlu dikembangkan infrastruktur penunjangnya,” kata Anas.
Anas menambahkan, segitiga andalan pariwisata Banyuwangi berada di kawasan tersebut, yaitu Gunung Ijen, Pantai Plengkung, dan Pantai Sukamade. Pengembangan infrastruktur itu harus tetap mengakomodasi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
”Misalnya, dari desa terakhir sebelum masuk taman nasional, wisatawan berhenti. Semua mobil diparkir di lapangan. Lalu menuju ke dalam taman nasional untuk melihat flora-fauna dan keindahan alam dengan mengendarai kendaraan tradisional seperti delman atau kereta kecil sepertiodong-odong di kampung-kampung,” ujar Anas.
Kepala Badan Perencanaan Pembangun Daerah (Bappeda) Banyuwangi Agus Siswanto menambahkan, peta jalan pembangunan infrastruktur pariwisata itu akan dibagi menjadi dua, yaitu pembangunan jangka pendek dan jangka panjang.
“Pembangunan jangka pendek yang sifatnya bisa segera dilaksanakan pada tahun ini. Mulai dari akses air bersih dan toilet di Gunung Ijen. Sedangkan untuk pembangunan jalan dan infrastruktur penunjang lainnya masuk skema jangka panjang yang dikoordinasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” ujar Agus.
Pada pekan ini, imbuh Agus, Pemkab Banyuwangi bersama Kementerian LHK, Kemenpar, dan Kementrian PU-Pera bertemu lagi untuk mengidentifikasi sekaligus menentukan pembangunan infrastruktur yang akan digarap.
Dengan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata itu, sambung Agus, potensi wisata bisa lebih tergarap. ”Seperti kurangnya toilet di Gunung Ijen bisa segera tertangani,” ujarnya. (Humas)
Tahun Depan, Sirkuit BMX Banyuwangi Target Gelar Kejuaraan Dunia
Setelah sukses menggelar Banyuwangi International BMX 2016, selama dua
hari, di Sirkuit BMX Muncar 2-3 April, Banyuwangi akan menggelar world
championship pada 2017.
VIDEO CIRCUIT = https://www.youtube.com/watch?v=XfuZKa8QydQ
"Saat ini kami sudah di kelas C1 Race. Tahun depan kami akan menggelar kejuaraan dunia BMX," kata Bupati Banyuwangi, Abdulah Azwar Anas, Minggu (3/4). Untuk itu, lanjut Anas, Sirkuit Muncar akan segera dibenahi. Secara lintasan, Sirkuit Muncar saat ini merupakan yang terbaik di Indonesia. Namun fasilitas pendukung memang harus dibenahi. "Untuk fasilitas pendukung memang harus kami benahi. Mulai dari tribun penonton, paddock, hingga akses ke lokasi. Segera akan kami persiapkan sesuai dengan syarat dan ketentuan dari UCI," kata Anas. Menurut Anas, kejuaraan internasional seperti BMX ini merupakan salah satu agenda sport tourism. Kejuaraan ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. Melalui kejuaraan BMX yang diikuti 300 peserta lebih itu, Banyuwang membidik pasar pencinta aktivitas bersepeda BMX (Bicycle Moto-Cross). ”Dengan ajang tersebut, kami menarik perhatian pasar penggemar BMX yang sangat besar di Indonesia. Event ini jadi pengenalan juga kepada penggemar BMX bahwa kami punya sirkuit terbaik di Indonesia dengan standar Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI),” kata Anas. Anas menjelaskan, BMX menyumbang 20 persen dari total penjualan produsen sepeda. Saat ini terus membesar, apalagi BMX resmi mulai dipertandingkan di Olimpiade sejak 2008. Dengan menggelar event BMX International, Anas berharap para penggemar BMX ke depannya bisa berkunjung dan menyalurkan hobinya beratraksi BMX di Banyuwangi. Jadi, dampak pasca-event tersebut cukup besar. ”Saya baca salah satu riset Active Marketing Group di Amerika Serikat. Di sana, ada hampir 500.000 penggemar BMX yang menggunakan BMX-nya lebih dari 100 hari dalam setahun, lebih dari 10 persennya punya pendapatan setara hampir Rp1 miliar per tahun. Di Indonesia, dari diskusi yang disampaikan teman-teman Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI), banyak di antara penggemar BMX adalah kelas menengah ke atas. Ke depan mereka bisa beratraksi di Sirkuit Muncar Banyuwangi sekaligus berwisata,” beber Anas. (Humas)
VIDEO CIRCUIT = https://www.youtube.com/watch?v=XfuZKa8QydQ
"Saat ini kami sudah di kelas C1 Race. Tahun depan kami akan menggelar kejuaraan dunia BMX," kata Bupati Banyuwangi, Abdulah Azwar Anas, Minggu (3/4). Untuk itu, lanjut Anas, Sirkuit Muncar akan segera dibenahi. Secara lintasan, Sirkuit Muncar saat ini merupakan yang terbaik di Indonesia. Namun fasilitas pendukung memang harus dibenahi. "Untuk fasilitas pendukung memang harus kami benahi. Mulai dari tribun penonton, paddock, hingga akses ke lokasi. Segera akan kami persiapkan sesuai dengan syarat dan ketentuan dari UCI," kata Anas. Menurut Anas, kejuaraan internasional seperti BMX ini merupakan salah satu agenda sport tourism. Kejuaraan ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. Melalui kejuaraan BMX yang diikuti 300 peserta lebih itu, Banyuwang membidik pasar pencinta aktivitas bersepeda BMX (Bicycle Moto-Cross). ”Dengan ajang tersebut, kami menarik perhatian pasar penggemar BMX yang sangat besar di Indonesia. Event ini jadi pengenalan juga kepada penggemar BMX bahwa kami punya sirkuit terbaik di Indonesia dengan standar Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI),” kata Anas. Anas menjelaskan, BMX menyumbang 20 persen dari total penjualan produsen sepeda. Saat ini terus membesar, apalagi BMX resmi mulai dipertandingkan di Olimpiade sejak 2008. Dengan menggelar event BMX International, Anas berharap para penggemar BMX ke depannya bisa berkunjung dan menyalurkan hobinya beratraksi BMX di Banyuwangi. Jadi, dampak pasca-event tersebut cukup besar. ”Saya baca salah satu riset Active Marketing Group di Amerika Serikat. Di sana, ada hampir 500.000 penggemar BMX yang menggunakan BMX-nya lebih dari 100 hari dalam setahun, lebih dari 10 persennya punya pendapatan setara hampir Rp1 miliar per tahun. Di Indonesia, dari diskusi yang disampaikan teman-teman Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI), banyak di antara penggemar BMX adalah kelas menengah ke atas. Ke depan mereka bisa beratraksi di Sirkuit Muncar Banyuwangi sekaligus berwisata,” beber Anas. (Humas)
Jumat, 01 April 2016
Kejuaraan Internasional BMX Banyuwangi Diikuti Pembalap Pro Dunia
Kompetisi olahraga internasional kembali akan
dihelat di Banyuwangi. Setelah sebelumnya memiliki International Tour de
Banyuwangi Ijen, kini Banyuwangi menggelar even sport lainnya,
International BMX Competition 2016.
Ajang adu ketrampilan bersepeda ini akan digelar pada 2 - 3 April mendatang, dan diikuti sedikitnya 8 negara.
International BMX Competition ini telah masuk kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Setidaknya 328 peserta dari manca negara akan saling beradu kehandalan. Negara asal peserta antara lain Malaysia, Australia, Thailand, Swiss, Singapura, Timor Leste, Jepang, dan Denmark.
"Di Indonesia, jumlah pembalap yang lebih dari 300 ini merupakan terbanyak di Indonesia. Dari Indonesia sendiri mengirimkan 20 tim," ujar Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Wawan Yadmadi.
Wawan menambahkan kejuaraan tersebut akan dibagi dalam dua kategori (provinsi dan internasional) yang terdiri dari 16 kelas. Yakni challenge boys (usia 5-6 thn, 7-8, 9-10, 11-12, 13-14, 15,16), challenge girls (6-8, 9-10, 11-12, 13-14, 15-16), challenge men, junior men & women, elite men & women.
"Dari total peserta yang masuk hingga hari ini (Rabu-30/3), terdata peserta elite men mencapai 30 pembalap, dan women elite 11 pembalap. Menurut saya ini terbanyak, karena kejuaraan dunia rata di kelas elite hanya sekitar 25 pembalap. Ini lebih dari itu," ujar Race Director kompetisi ini, Dadang Haries Purnomo.
Dikatakan Dadang yang juga pelatih tim nasional pembalap BMX, sejumah atlit nasional BMX andalan Indonesia dipastikan turut berlaga. Sebut saja Elga Kharisma Novanda, pembalap putri BMX asal Malang, dan Tony Syarifudin.
Pembalap luar negeri yang akan berlaga di sini juga ada pembalap pro BMX dunia. Sebut saja Jimmy Therkelsen asal Denmark dan pembalap Jepang, Taka Sampei. "Therkelsen ini sudah masuk level top. Dia baru saja bertanding di kejuaraan Argentina, dan langsung terbang ke Banyuwangi," ujar Dadang, yang juga kepala bidang BMX PB ISSI.
Ajang International BMX Competition 2016 di Banyuwangi ini, lanjut Dadang, merupakan salah satu cara atlet BMX menambah poin untuk bisa berlaga di Olimpiade Musim Panas atau Olimpiade Rio 2016 di Brazil pada 5 – 21 Agustus mendatang.
"Karena masuk kalender UCI, bagi pembalap kejuaraan ini bisa menjadi ajang menambah poin sebelum mengikuti kejuaraan internasional seperti Olympiade," jelas Wawan.
Kompetisi ini akan dilangsungkan di sirkuit BMX Muncar. Sirkuit berstandard internasional ini berdiri sejak setahun lalu, dan pernah dipergunakan sebagai lintasan atlit Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V 2015. (humas)
Ajang adu ketrampilan bersepeda ini akan digelar pada 2 - 3 April mendatang, dan diikuti sedikitnya 8 negara.
International BMX Competition ini telah masuk kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Setidaknya 328 peserta dari manca negara akan saling beradu kehandalan. Negara asal peserta antara lain Malaysia, Australia, Thailand, Swiss, Singapura, Timor Leste, Jepang, dan Denmark.
"Di Indonesia, jumlah pembalap yang lebih dari 300 ini merupakan terbanyak di Indonesia. Dari Indonesia sendiri mengirimkan 20 tim," ujar Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Wawan Yadmadi.
Wawan menambahkan kejuaraan tersebut akan dibagi dalam dua kategori (provinsi dan internasional) yang terdiri dari 16 kelas. Yakni challenge boys (usia 5-6 thn, 7-8, 9-10, 11-12, 13-14, 15,16), challenge girls (6-8, 9-10, 11-12, 13-14, 15-16), challenge men, junior men & women, elite men & women.
"Dari total peserta yang masuk hingga hari ini (Rabu-30/3), terdata peserta elite men mencapai 30 pembalap, dan women elite 11 pembalap. Menurut saya ini terbanyak, karena kejuaraan dunia rata di kelas elite hanya sekitar 25 pembalap. Ini lebih dari itu," ujar Race Director kompetisi ini, Dadang Haries Purnomo.
Dikatakan Dadang yang juga pelatih tim nasional pembalap BMX, sejumah atlit nasional BMX andalan Indonesia dipastikan turut berlaga. Sebut saja Elga Kharisma Novanda, pembalap putri BMX asal Malang, dan Tony Syarifudin.
Pembalap luar negeri yang akan berlaga di sini juga ada pembalap pro BMX dunia. Sebut saja Jimmy Therkelsen asal Denmark dan pembalap Jepang, Taka Sampei. "Therkelsen ini sudah masuk level top. Dia baru saja bertanding di kejuaraan Argentina, dan langsung terbang ke Banyuwangi," ujar Dadang, yang juga kepala bidang BMX PB ISSI.
Ajang International BMX Competition 2016 di Banyuwangi ini, lanjut Dadang, merupakan salah satu cara atlet BMX menambah poin untuk bisa berlaga di Olimpiade Musim Panas atau Olimpiade Rio 2016 di Brazil pada 5 – 21 Agustus mendatang.
"Karena masuk kalender UCI, bagi pembalap kejuaraan ini bisa menjadi ajang menambah poin sebelum mengikuti kejuaraan internasional seperti Olympiade," jelas Wawan.
Kompetisi ini akan dilangsungkan di sirkuit BMX Muncar. Sirkuit berstandard internasional ini berdiri sejak setahun lalu, dan pernah dipergunakan sebagai lintasan atlit Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V 2015. (humas)
Rakor 3 Pilar, Bahas BPJS Hingga Tumpang Pitu
Problematika tentang BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial), Sensus Ekonomi 2016 hingga soal tambang emas Tumpang
Pitu menjadi bahasan hangat dalam acara Rapat Koordinasi Sinergitas Tiga
Pilar pada Selasa (29/3).
Dihelat di Taman Blambangan, acara tersebut dihadiri Forum Pimpinan Daerah, SKPD, camat, tokoh-tokoh agama, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Babinkamtibmas (Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dan Kepala Desa/Kelurahan se-Banyuwangi.
Dalam pertemuan rutin tiga bulanan tersebut tidak hanya membahas sebatas masalah keamanan dan ketertiban masyarakat saja, namun juga membahas isu-isu strategis yang sedang berkembang di masyarakat. Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala BPJS Banyuwangi Santhu Harianja dan Kepala BPS Banyuwangi Muhammad Amin untuk menjawab beragam pertanyaan terkait BPJS dan sensus ekonomi 2016.
Masalah pengajuan BPJS yang banyak dialami, perlu dicarikan jalan keluarnya. Sebagaimana tampak dalam sesi dialog, pihak BPJS mengakui banyaknya aturan-aturan yang menyangkut klaim BPJS yang masih belum tersosialisai dengan baik kepada masyarakat. “Kita berharap ada sosialisasi secara luas kepada masyarakat,” harap Anas kepada kepala BPJS Banyuwangi.
Bupati Anas juga mengharapkan forum tiga pilar juga membantu masyarakat miskin agar dapat mengakses BPJS tersebut. “Forum tiga pilar harus ikut membicarakan masalah rakyat miskin. Jaminan kesehatan BPJS ini merupakan hal penting yang harus kita dampingi. Saya kira, jika kepala desa, pak lurah, pak camat bisa mengatasi hal ini, akan sangat keren,” papar Anas.
Sensus Ekonomi 2016 juga menjadi bahan dialog tersebut. Anas mengungkapkan, sensus ekonomi yang dilakukan tiap sepuluh tahun sekali, penting untuk melihat potret ekonomi di Banyuwangi. Potret ekonomi tersebut, menurut Anas, akan mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan. “Misalnya pelaku usaha toko. Jika dagangannya laku sepuluh, jangan mengaku hanya laku dua. Jika informasi yang diberikan tidak benar, maka pemerintah bisa salah dalam menentukan kebijakan ekonomi,” ungkap Anas.
Sementara itu, tambang emas Tumpang Pitu tak luput dalam bahasan rakor tersebut. Selain soal perizinan dan amdal tambang emas, golden share berupa saham yang diterima pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi juga sempat dipertanyakan oleh salah satu peserta rakor. Pak Minto, perwakilan Parisada Hindu Dharma, menanyakan tentang saham 10 persen milik Kabupaten Banyuwangi dalam tambang emas Tumpang Pitu tersebut.
Terkait saham tersebut, Anas menjelaskan bahwa Pemkab Banyuwangi mendapatkan saham 10 persen non delusi. Artinya, dengan demikian, persentase saham Banyuwangi akan tetap berjumlah sepuluh persen seberapapun banyaknya modal baru yang kelak akan masuk pada investasi tambang emas Tumpang Pitu yang kini masuk bursa efek (IPO) itu. “Pemkab dapat saham 10 persen non delusi. Jadi berapapun modal yang nanti masuk ke perusahaan tambang, tidak akan mempengaruhi jumlah persentase saham pemkab,” ungkap Anas.
Anas juga memaparkan, bahwa saham 10 persen tersebut tidak dikelola oleh BUMD sebagaimana pada daerah-daerah lain, namun langsung dimasukkan ke kas APBD. Hal ini, menurut Anas, untuk menjaga nilai investasi ratusan milyar tersebut dikorup oleh jajaran BUMD yang tingkat pengawasannya cukup rendah.
“Setelah konsultasi dengan menteri keuangan, saham Pemkab tidak dikelola oleh BUMD, tapi langsung dimasukkan dalam APBD Banyuwangi. Ini sebagai bentuk niat baik kami agar investasi tersebut terus dirasakan oleh anak cucu kita kelak. Kalau ditaruh di BUMD, sangat rawan untuk diselewengkan, tapi jika ditaruh di APBD , maka harus ada kesepakatan dengan DPRD dalam mengalokasikan anggaran tersebut,” papar Anas.
“Jika DPRD mengizinkan, saham tersebut bisa dicairkan dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya untuk membangun rumah sakit atau sekolah disekitar area tambang,” imbuh Anas. (humas)
Dihelat di Taman Blambangan, acara tersebut dihadiri Forum Pimpinan Daerah, SKPD, camat, tokoh-tokoh agama, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Babinkamtibmas (Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dan Kepala Desa/Kelurahan se-Banyuwangi.
Dalam pertemuan rutin tiga bulanan tersebut tidak hanya membahas sebatas masalah keamanan dan ketertiban masyarakat saja, namun juga membahas isu-isu strategis yang sedang berkembang di masyarakat. Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala BPJS Banyuwangi Santhu Harianja dan Kepala BPS Banyuwangi Muhammad Amin untuk menjawab beragam pertanyaan terkait BPJS dan sensus ekonomi 2016.
Masalah pengajuan BPJS yang banyak dialami, perlu dicarikan jalan keluarnya. Sebagaimana tampak dalam sesi dialog, pihak BPJS mengakui banyaknya aturan-aturan yang menyangkut klaim BPJS yang masih belum tersosialisai dengan baik kepada masyarakat. “Kita berharap ada sosialisasi secara luas kepada masyarakat,” harap Anas kepada kepala BPJS Banyuwangi.
Bupati Anas juga mengharapkan forum tiga pilar juga membantu masyarakat miskin agar dapat mengakses BPJS tersebut. “Forum tiga pilar harus ikut membicarakan masalah rakyat miskin. Jaminan kesehatan BPJS ini merupakan hal penting yang harus kita dampingi. Saya kira, jika kepala desa, pak lurah, pak camat bisa mengatasi hal ini, akan sangat keren,” papar Anas.
Sensus Ekonomi 2016 juga menjadi bahan dialog tersebut. Anas mengungkapkan, sensus ekonomi yang dilakukan tiap sepuluh tahun sekali, penting untuk melihat potret ekonomi di Banyuwangi. Potret ekonomi tersebut, menurut Anas, akan mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan. “Misalnya pelaku usaha toko. Jika dagangannya laku sepuluh, jangan mengaku hanya laku dua. Jika informasi yang diberikan tidak benar, maka pemerintah bisa salah dalam menentukan kebijakan ekonomi,” ungkap Anas.
Sementara itu, tambang emas Tumpang Pitu tak luput dalam bahasan rakor tersebut. Selain soal perizinan dan amdal tambang emas, golden share berupa saham yang diterima pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi juga sempat dipertanyakan oleh salah satu peserta rakor. Pak Minto, perwakilan Parisada Hindu Dharma, menanyakan tentang saham 10 persen milik Kabupaten Banyuwangi dalam tambang emas Tumpang Pitu tersebut.
Terkait saham tersebut, Anas menjelaskan bahwa Pemkab Banyuwangi mendapatkan saham 10 persen non delusi. Artinya, dengan demikian, persentase saham Banyuwangi akan tetap berjumlah sepuluh persen seberapapun banyaknya modal baru yang kelak akan masuk pada investasi tambang emas Tumpang Pitu yang kini masuk bursa efek (IPO) itu. “Pemkab dapat saham 10 persen non delusi. Jadi berapapun modal yang nanti masuk ke perusahaan tambang, tidak akan mempengaruhi jumlah persentase saham pemkab,” ungkap Anas.
Anas juga memaparkan, bahwa saham 10 persen tersebut tidak dikelola oleh BUMD sebagaimana pada daerah-daerah lain, namun langsung dimasukkan ke kas APBD. Hal ini, menurut Anas, untuk menjaga nilai investasi ratusan milyar tersebut dikorup oleh jajaran BUMD yang tingkat pengawasannya cukup rendah.
“Setelah konsultasi dengan menteri keuangan, saham Pemkab tidak dikelola oleh BUMD, tapi langsung dimasukkan dalam APBD Banyuwangi. Ini sebagai bentuk niat baik kami agar investasi tersebut terus dirasakan oleh anak cucu kita kelak. Kalau ditaruh di BUMD, sangat rawan untuk diselewengkan, tapi jika ditaruh di APBD , maka harus ada kesepakatan dengan DPRD dalam mengalokasikan anggaran tersebut,” papar Anas.
“Jika DPRD mengizinkan, saham tersebut bisa dicairkan dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya untuk membangun rumah sakit atau sekolah disekitar area tambang,” imbuh Anas. (humas)
Desa di Banyuwangi Ini Miliki Sirkuit BMX Terbaik di Indonesia
Kabupaten Banyuwangi akan menggelar International
BMX Competition 2016 pada 2 - 3 April mendatang. Kompetisi itu akan
dilaksanakan di Sirkuit Muncar, Banyuwangi, sirkuit BMX terbaik yang
ada di Indonesia.
Meski baru setahun dibangun, Sirkuit Muncar yang terletak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi ini merupakan sirkuit terbaik di Indonesia. Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari. ISSI adalah federasi olahraga yang menaungi segala macam jenis olahraga berbasis sepeda.
Menurut Raja Sapta, dibandingkan daerah lain di Indonesia, tingkat kesulitan lintasan sepeda di Banyuwangi jauh lebih bagus. Sirkuit ini dibangun sesuai standar internasional dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).
“Sirkuit BMX Muncar ini dibangun sesuai dengan kriteria seperti yang distandarkan oleh UCI. Di antaranya panjang dan kemiringan lintasan, serta tinggi tanjakan. Sirkuit di Banyuwangi adalah satu-satunya sirkuit BMX di Indonesia yang memenuhi standar internasional dari UCI,” kata Raja Sapta.
Oleh karena itu, sambung dia, pelatihan nasional BMX yang digelar PB ISSI dipusatkan di Banyuwangi.
Raja Sapta mengatakan, Indonesia saat ini baru memiliki 3 sirkuit BMX, yakni di Siak, Yogyakarta, dan terbaru ada di Banyuwangi. ”Siak sudah lama, tapi tingkat kesulitannya beda dengan Banyuwangi,” ujar Raja Sapta.
Sirkuit BMX Muncar merupakan sirkuit milik Pemkab Banyuwangi yang mulai dibangun 2015 dengan anggaran mencapai Rp. 2 miliar. Sirkuit yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare ini akan dijadikan sebagai tempat perhelatan kejuaraan MBX Internasional C1 Race pada 2-3 April mendatang. Sebelumnya, sirkuit ini juga digunakan pada pergelaran Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) V tahun 2015 saat Banyuwangi menjadi tuan rumahnya.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi, Mujiono, menuturkan, pengerjaan sirkuit dilakukan sangat detail. Selama pengerjaannya, Pemkab Banyuwangi selalu berkonsultasi dengan UCI agar hasilnya benar-benar sesuai standar. “Mulai awal pembangunan, kami memang selalu meminta pendampingan dari UCI,” kata Mujiono.
Sirkuit BMX Muncar memiliki lintasan sepanjang 350 meter dengan lebar yang bervariasi, yakni 10 meter untuk single dan 12 meter untuk double. Lintasan tersebut memiliki 17 tanjakan (jumping) dengan ketinggian yang bervariasi, mulai 0,5 meter hingga 2,25 meter, dengan sudut kemiringan 75 derajat. ”Semua itu harus diukur secara cermat, tidak boleh kurang atau lebih karena akan berpengaruh pada keselamatan atlet,” cetus Mujiono.
Terkait persiapan pelaksanaan kejuaraan Internasional BMX 2016 pada awal April mendatang, kata Mujiono, pihaknya telah melengkapi infrastruktur penunjang sirkuit. Sejak beberapa bulan yang lalu, telah dilakukan penataan lansekap dengan penanaman rumput di tepi lintasan sirkuit yang bertujuan untuk pengamanan.
Pemkab Banyuwangi juga melakukan pavingisasi, pembuatan tribun penonton, toilet, lampu penerangan dan pagar hidup untuk pengamanan lingkungan di sekitar sirkuit. Tak lupa, ruang meeting dan ruang penempatan material sepeda juga telah digarap.
“Mengingat ini adalah event internasional, jalan masuk menuju sirkuit juga telah di-hotmix demi kenyamanan peserta dan penonton. Setelah kejuaraan, jalan bagus itu bisa memperlancar mobilitas orang dan barang sehingga menggerakkan perekonomian masyarakat,” imbuhnya. (humas)
Meski baru setahun dibangun, Sirkuit Muncar yang terletak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi ini merupakan sirkuit terbaik di Indonesia. Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari. ISSI adalah federasi olahraga yang menaungi segala macam jenis olahraga berbasis sepeda.
Menurut Raja Sapta, dibandingkan daerah lain di Indonesia, tingkat kesulitan lintasan sepeda di Banyuwangi jauh lebih bagus. Sirkuit ini dibangun sesuai standar internasional dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).
“Sirkuit BMX Muncar ini dibangun sesuai dengan kriteria seperti yang distandarkan oleh UCI. Di antaranya panjang dan kemiringan lintasan, serta tinggi tanjakan. Sirkuit di Banyuwangi adalah satu-satunya sirkuit BMX di Indonesia yang memenuhi standar internasional dari UCI,” kata Raja Sapta.
Oleh karena itu, sambung dia, pelatihan nasional BMX yang digelar PB ISSI dipusatkan di Banyuwangi.
Raja Sapta mengatakan, Indonesia saat ini baru memiliki 3 sirkuit BMX, yakni di Siak, Yogyakarta, dan terbaru ada di Banyuwangi. ”Siak sudah lama, tapi tingkat kesulitannya beda dengan Banyuwangi,” ujar Raja Sapta.
Sirkuit BMX Muncar merupakan sirkuit milik Pemkab Banyuwangi yang mulai dibangun 2015 dengan anggaran mencapai Rp. 2 miliar. Sirkuit yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare ini akan dijadikan sebagai tempat perhelatan kejuaraan MBX Internasional C1 Race pada 2-3 April mendatang. Sebelumnya, sirkuit ini juga digunakan pada pergelaran Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) V tahun 2015 saat Banyuwangi menjadi tuan rumahnya.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi, Mujiono, menuturkan, pengerjaan sirkuit dilakukan sangat detail. Selama pengerjaannya, Pemkab Banyuwangi selalu berkonsultasi dengan UCI agar hasilnya benar-benar sesuai standar. “Mulai awal pembangunan, kami memang selalu meminta pendampingan dari UCI,” kata Mujiono.
Sirkuit BMX Muncar memiliki lintasan sepanjang 350 meter dengan lebar yang bervariasi, yakni 10 meter untuk single dan 12 meter untuk double. Lintasan tersebut memiliki 17 tanjakan (jumping) dengan ketinggian yang bervariasi, mulai 0,5 meter hingga 2,25 meter, dengan sudut kemiringan 75 derajat. ”Semua itu harus diukur secara cermat, tidak boleh kurang atau lebih karena akan berpengaruh pada keselamatan atlet,” cetus Mujiono.
Terkait persiapan pelaksanaan kejuaraan Internasional BMX 2016 pada awal April mendatang, kata Mujiono, pihaknya telah melengkapi infrastruktur penunjang sirkuit. Sejak beberapa bulan yang lalu, telah dilakukan penataan lansekap dengan penanaman rumput di tepi lintasan sirkuit yang bertujuan untuk pengamanan.
Pemkab Banyuwangi juga melakukan pavingisasi, pembuatan tribun penonton, toilet, lampu penerangan dan pagar hidup untuk pengamanan lingkungan di sekitar sirkuit. Tak lupa, ruang meeting dan ruang penempatan material sepeda juga telah digarap.
“Mengingat ini adalah event internasional, jalan masuk menuju sirkuit juga telah di-hotmix demi kenyamanan peserta dan penonton. Setelah kejuaraan, jalan bagus itu bisa memperlancar mobilitas orang dan barang sehingga menggerakkan perekonomian masyarakat,” imbuhnya. (humas)
Menteri Siti Nurbaya Apresiasi Pembangunan Infrastruktur di Banyuwangi
Di sela kunjungan kerjanya ke Taman Nasional Alas
Purwo di Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya menyempatkan diri untuk singgah di Pendopo
Kabupaten, Sabha Swagata, Minggu (27/3).
VIDEO Menteri Siti Nurbaya d tampo= https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Dalam jamuan makan malam tersebut, Menteri Siti pun menyampaikan kesannya terhadap pembangunan di Banyuwangi yang dinilainya merata dari desa sampai kota.
“Banyuwangi memang layak mendapatkan berbagai penghargaan, karena sejak saya turun dari bandara sampai ke ujung hutan Taman Nasional, saya tidak melihat daerah yang terbelah. Utilitas di kota dan desa tidak jauh berbeda. Bahkan di pinggir hutan rumahnya juga bagus-bagus,” kata Menteri Siti.
Menteri Siti juga terkesan dengan kondisi infrastruktur jalan di Banyuwangi yang dianggapnya sangat baik, mulai kota sampai desa.. “Jalan-jalan bagus banget sampe ujung. Jalan yang rusak justru jalan yang jadi kewenangan pusat,” cetus Menteri Siti.
Siti melanjutkan, sebagian besar jalan rusak memang berada di wilayah konservasi yang merupakan tanggung jawab penuh pemerintah pusat. Untuk itu pihaknya berjanji akan segera berkonsolidasi untuk memperbaiki infrastruktur tersebut. “kebetulan disini ada Dirjen juga staf ahli yang menangani permasalahan ini, nanti kita akan segera rapat secara keseluruhan,” ujarnya.
Kedatangan Menteri Siti ke Banyuwangi sendiri berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan pariwisata di wilayah konservasi Taman Nasional Alas Purwo. Menurut Siti, pariwisata Banyuwangi sendiri sangat siap dan layak untuk diangkat ke level internasional dan pengembangan TN Alas Purwo akan menjadi nilai tambah yang melengkapi.
“Banyuangi outward lookingnya lengkap, bagus untuk menjaring internasional. Namun daerah tidak mungkin berjuang sendiri tanpa dukungan pemerintah propinsi maupun pusat. Makanya kita akan membantu,” cetus Siti.
Untuk percepatan pengembangan pariwisata Siti juga mengatakan perlu dilakukannya strategi perencanaan kewilayahan, dimana Surabaya, Malang, Bromo dan Banyuwangi perlu ditarik menjadi satu rangkaian. “Bisa juga narik Bali, sehingga strateginya lebih mudah untuk dipromosikan,” imbuh Siti yang mengatakan akan segera melakukan rapat dengan kementrian Pariwisata dan PU untuk menindak lanjuti kunjungan kerjanya di Banyuwangi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut positif rencana menteri Siti Nurbaya untuk membangun infrastruktur serta mendukung pengembangan pariwisata di TN Alas Purwo . “Selama ini banyak wisatawan yang komplain dengan kondisi jalan yang rusak menuju Pantai Pelengkung dan Alas Purwo ini. Tapi kewenangan izin untuk membangun berada di kementerian kehutanan. Jadi, kita senang dengan rencana bu menteri (siti nurbaya) yang akan membangun infrastruktur disini,” ungkap Anas.
Banyuwangi sendiri sedang getol-getolnya untuk membangun ecotourism, wisata alam berbasis ekologi. Pantai Pelengkung yang berada di kawasan TN Alas Purwo ini merupakan bagian dari triangle diamond pariwisata andalan Banyuwangi selain Kawah Ijen dan Sukomade. (Humas)
VIDEO Menteri Siti Nurbaya d tampo= https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Dalam jamuan makan malam tersebut, Menteri Siti pun menyampaikan kesannya terhadap pembangunan di Banyuwangi yang dinilainya merata dari desa sampai kota.
“Banyuwangi memang layak mendapatkan berbagai penghargaan, karena sejak saya turun dari bandara sampai ke ujung hutan Taman Nasional, saya tidak melihat daerah yang terbelah. Utilitas di kota dan desa tidak jauh berbeda. Bahkan di pinggir hutan rumahnya juga bagus-bagus,” kata Menteri Siti.
Menteri Siti juga terkesan dengan kondisi infrastruktur jalan di Banyuwangi yang dianggapnya sangat baik, mulai kota sampai desa.. “Jalan-jalan bagus banget sampe ujung. Jalan yang rusak justru jalan yang jadi kewenangan pusat,” cetus Menteri Siti.
Siti melanjutkan, sebagian besar jalan rusak memang berada di wilayah konservasi yang merupakan tanggung jawab penuh pemerintah pusat. Untuk itu pihaknya berjanji akan segera berkonsolidasi untuk memperbaiki infrastruktur tersebut. “kebetulan disini ada Dirjen juga staf ahli yang menangani permasalahan ini, nanti kita akan segera rapat secara keseluruhan,” ujarnya.
Kedatangan Menteri Siti ke Banyuwangi sendiri berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan pariwisata di wilayah konservasi Taman Nasional Alas Purwo. Menurut Siti, pariwisata Banyuwangi sendiri sangat siap dan layak untuk diangkat ke level internasional dan pengembangan TN Alas Purwo akan menjadi nilai tambah yang melengkapi.
“Banyuangi outward lookingnya lengkap, bagus untuk menjaring internasional. Namun daerah tidak mungkin berjuang sendiri tanpa dukungan pemerintah propinsi maupun pusat. Makanya kita akan membantu,” cetus Siti.
Untuk percepatan pengembangan pariwisata Siti juga mengatakan perlu dilakukannya strategi perencanaan kewilayahan, dimana Surabaya, Malang, Bromo dan Banyuwangi perlu ditarik menjadi satu rangkaian. “Bisa juga narik Bali, sehingga strateginya lebih mudah untuk dipromosikan,” imbuh Siti yang mengatakan akan segera melakukan rapat dengan kementrian Pariwisata dan PU untuk menindak lanjuti kunjungan kerjanya di Banyuwangi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut positif rencana menteri Siti Nurbaya untuk membangun infrastruktur serta mendukung pengembangan pariwisata di TN Alas Purwo . “Selama ini banyak wisatawan yang komplain dengan kondisi jalan yang rusak menuju Pantai Pelengkung dan Alas Purwo ini. Tapi kewenangan izin untuk membangun berada di kementerian kehutanan. Jadi, kita senang dengan rencana bu menteri (siti nurbaya) yang akan membangun infrastruktur disini,” ungkap Anas.
Banyuwangi sendiri sedang getol-getolnya untuk membangun ecotourism, wisata alam berbasis ekologi. Pantai Pelengkung yang berada di kawasan TN Alas Purwo ini merupakan bagian dari triangle diamond pariwisata andalan Banyuwangi selain Kawah Ijen dan Sukomade. (Humas)
Langganan:
Postingan (Atom)