Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meningkatkan
kapasitas sumberdaya manusia (SDM) dengan melibatkan para kepala desa
dan istrinya. Instrumen perangkat desa itu akan disinergikan dengan
Posyandu, Puskesmas, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, dan Kantor
Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama.
”Fokusnya adalah bagaimana memaksimalkan golden period anak,
terutama usia 0-5 tahun. Itu yang akan menentukan tumbuh-kembang anak,
sangat berpengaruh pada masa depan anak,” kata Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas saat mengumpulkan kades beserta istrinya, Rabu
(24/2).
Pemkab Banyuwangi kini sedang menyinergikan program-program lintas
elemen itu. Programnya adalah pendidikan pra-nikah, pendidikan ibu
hamil, ilmu parenting (ilmu tentang pengasuhan dan pendidikan anak), hingga pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini (PAUD). Parenting dinilai
penting karena ada interaksi berkelanjutan antara orang tua dan
anak-anak, mulai memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding),
dan melindungi (protecting) anak.
”Modul parenting-nya disiapkan oleh Dinas Pendidikan. Nanti
KUA fokus ke pendidikan pranikah pada aspek ilmu membina dan mendidik
keluarga dari sisi agama. Puskesmas dan Posyandu ke aspek kesehatan ibu
hamil dan balita, termasuk pemberian makanan tambahan untuk pemenuhan
gizi. Dinas Pendidikan nanti intervensi ke PAUD-PAUD. Modul yang berisi
segala sesuatu, A sampai Z, tentang anak dan cara mendidiknya bakal
disebar ke Posyandu-Posyandu, kantor desa, dan tempat-tempat publik,”
kata Anas.
Dia mengatakan, Pemkab Banyuwangi memaksimalkan lembaga yang sudah
ada untuk menggenjot program ini. ”Itulah mengapa kami ajak kades dan
para istrinya, karena mereka berperan sampai ke tingkat bawah di
masyarakat,” kata Anas.
Pemkab Banyuwangi juga melibatkan tokoh agama agar menyebarkan materi
khutbah terkait pentingnya pendidikan anak. ”Kami sudah bicara dengan
para tokoh dari berbagai agama. Nanti di masjid, kiai bisa khutbah soal
pendidikan anak. Begitu pula di gereja, pendeta bisa menyampaikan materi
itu. Para pedanda juga ikut menyampaikan ke umat Hindu,” kata Anas.
Program pendidikan pranikah sampai anak usia emas 5 tahun ini, kata
Anas, bisa dikatakan tidak sepopulis seperti program-program lain yang
dijalankan Pemkab Banyuwangi, seperti pemberdayaan PKL, pelatihan UMKM,
beasiswa, dan pembangunan infrastruktur. ”Tapi ini jadi salah satu fokus
utama kami. Hasilnya tidak kelihatan langsung. Ini adalah investasi
jangka panjang. Wajah Banyuwangi masa depan, 30 tahun lagi, ditentukan
oleh anak-anak ini, karena itu kami ingin golden period anak ini bisa dioptimalkan,” kata Anas.
Dia menambahkan, Pemkab Banyuwangi kini mengoptimalkan Posyandu untuk
bisa terintegrasi dengan PAUD. Saat ini sudah ada 275 Taman Posyandu,
yaitu Posyandu yang terintegrasi dengan PAUD dan Bina Keluarga Balita.
”Tahun ini Taman Posyandu kami tingkatkan, targetnya 325 Taman Posyandu.
Alokasi dana untuk pengembangan PAUD tahun ini Rp 24,7 miliar yang
merupakan sinergi pemerintah daerah dan bantuan pusat. Tengah tahun
nanti akan kami tambah anggaran itu saat penyusunan APBD Perubahan,”
kata Anas. (Humas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar