Berbagai prestasi yang diraih Banyuwangi membuat tertarik Badan
Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
untuk datang ke kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini, Rabu
(24/2). Kedatangan mereka terutama menyangkut tentang bagaimana
manajemen Banyuwangi dalam menyelenggarakan diklat, membuat jejaring
kerja dan fasilitas penunjang kediklatan lainnya.
Rombongan diterima
langsung Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di pendopo kabupaten,
didampingi Kepala BKD Banyuwangi, Sih Wahyudi.
Mengaku banyak mendengar progress Banyuwangi lewat berbagai media
massa, Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan BKD Provinsi Kalimantan
Timur yang juga ketua rombongan, Anton Progo menyebut Banyuwangi
sebagai daerah yang tak mau berhenti berinovasi.
“Didasari rasa penasaran itulah kami ingin mencari tahu, apa saja sih
yang dilakukan Pemkab Banyuwangi ini untuk meningkatkan kinerja
PNS-nya. Kok inovasi yang diciptakan ada saja. Apakah rahasianya PNS
harus mengikuti diklat yang dikemas khusus, ataukah ada kebijakan
lainnya,”ujar Anton.
Bupati Anas yang menyambut baik kedatangan rombongan tersebut tak
menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menceritakan capaian-capaian apa
saja yang telah diraih Banyuwangi. Mulai dari kota yang dipandang
sebelah mata hingga menjadi kota yang diperhitungkan di kancah nasional.
Mulai soal kemiskinan dan upaya pengentasannya, pertumbuhan ekonomi
Banyuwangi, dibangunnya infrastruktur bandara, hingga pelayanan publik.
Khusus untuk mempersiapkan PNS supaya memiliki etos kerja yang tinggi
dan penuh inovasi, Bupati Anas mengatakan, pemkab punya cara tersendiri
untuk menciptakan hal itu. Antara lain melalui diklat. “Saya menganggap
diklat merupakan alat yang istimewa untuk mendukung dan mengembangkan
produktifitas kerja di setiap satker. Dan saya selalu menekankan,
janganlah diklat ini hanya sebagai rutinitas untuk mendukung kenaikan
pangkat. Percuma saja kalau outputnya hanya itu. Karena itu BKD terus
mengembangkan pola-pola baru dalam penyelenggaraan diklat,” kata Anas.
Selain diklat, lanjut Anas, saat perekrutan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS), pemkab mensyaratkan para pelamar CPNS harus memiliki
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,5. “Kami sudah dua kali
merekrut CPNS dengan metode ini dan terbukti dampaknya cukup signifikan.
Seperti peningkatan kinerja dan percepatan birokrasi. Ini merupakan
langkah reformasi yang kami lakukan, sebab tantangan ke depan semakin
berat dan membutuhkan SDM yang berkualitas,” tandasnya.
Anas menambahkan, apa yang dilakukan pemkab merupakan langkah untuk
menyelamatkan SDM. “Reformasi birokrasi itu penting. Kita punya potensi
daerah yang hebat, akan sia-sia bila tidak diikuti dengan SDM yang
mumpuni pula. Sekali kita salah rekrut, negara akan rugi bertahun-tahun
karena hanya membayar orang yang ‘tidur’,” tuturnya.
<span 1.6em;"="">Mendengar paparan tersebut, Anton Progo yang
datang bersama 60 orang anggota rombongan mengatakan, tak salah jika
pihaknya memilih Banyuwangi sebagai lokus untuk belajar.
“Apa yang dilakukan Banyuwangi ini luar biasa. Kami ingin
mengkomparasikan apa yang telah kami miliki dan apa yang dimiliki
Banyuwangi. Yang masih kurang sempurna di tempat kami, akan kami benahi
usai studi banding ini,” tutur Anton yang akan berada di Banyuwangi
selama 4 hari khusus untuk mencari tahu strategi Pemkab Banyuwangi dalam
meningkatkan kualitas dan kinerja PNS-nya. Anton dan rombongan bahkan
berencana untuk menyempatkan diri malam nanti untuk berkunjung ke salah
satu destinasi wisata Banyuwangi yang sudah tersohor hingga manca
negara, yakni Kawah Ijen.
“Mumpung ada disini, kami tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk bisa
melihat dari dekat blue fire-nya Kawah Ijen yang sangat terkenal itu,”
pungkasnya. (Humas & Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar