Rabu, 24 Februari 2016

Banyuwangi Susun Program Optimalkan Usia Emas Anak

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) dengan melibatkan para kepala desa dan istrinya. Instrumen perangkat desa itu akan disinergikan dengan Posyandu, Puskesmas, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama.

”Fokusnya adalah bagaimana memaksimalkan golden period anak, terutama usia 0-5 tahun. Itu yang akan menentukan tumbuh-kembang anak, sangat berpengaruh pada masa depan anak,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mengumpulkan kades beserta istrinya, Rabu (24/2).
Pemkab Banyuwangi kini sedang menyinergikan program-program lintas elemen itu. Programnya adalah pendidikan pra-nikah, pendidikan ibu hamil, ilmu parenting (ilmu tentang pengasuhan dan pendidikan anak)hingga pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini (PAUD). Parenting dinilai penting karena ada interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak, mulai memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting) anak.
”Modul parenting-nya disiapkan oleh Dinas Pendidikan. Nanti KUA fokus ke pendidikan pranikah pada aspek ilmu membina dan mendidik keluarga dari sisi agama. Puskesmas dan Posyandu ke aspek kesehatan ibu hamil dan balita, termasuk pemberian makanan tambahan untuk pemenuhan gizi. Dinas Pendidikan nanti intervensi ke PAUD-PAUD. Modul yang berisi segala sesuatu, A sampai Z, tentang anak dan cara mendidiknya bakal disebar ke Posyandu-Posyandu, kantor desa, dan tempat-tempat publik,” kata Anas.
Dia mengatakan, Pemkab Banyuwangi memaksimalkan lembaga yang sudah ada untuk menggenjot program ini. ”Itulah mengapa kami ajak kades dan para istrinya, karena mereka berperan sampai ke tingkat bawah di masyarakat,” kata Anas.
Pemkab Banyuwangi juga melibatkan tokoh agama agar menyebarkan materi khutbah terkait pentingnya pendidikan anak. ”Kami sudah bicara dengan para tokoh dari berbagai agama. Nanti di masjid, kiai bisa khutbah soal pendidikan anak. Begitu pula di gereja, pendeta bisa menyampaikan materi itu. Para pedanda juga ikut menyampaikan ke umat Hindu,” kata Anas.
Program pendidikan pranikah sampai anak usia emas 5 tahun ini, kata Anas, bisa dikatakan tidak sepopulis seperti program-program lain yang dijalankan Pemkab Banyuwangi, seperti pemberdayaan PKL, pelatihan UMKM, beasiswa, dan pembangunan infrastruktur. ”Tapi ini jadi salah satu fokus utama kami. Hasilnya tidak kelihatan langsung. Ini adalah investasi jangka panjang. Wajah Banyuwangi masa depan, 30 tahun lagi, ditentukan oleh anak-anak ini, karena itu kami ingin golden period anak ini bisa dioptimalkan,” kata Anas.
Dia menambahkan, Pemkab Banyuwangi kini mengoptimalkan Posyandu untuk bisa terintegrasi dengan PAUD. Saat ini sudah ada 275 Taman Posyandu, yaitu Posyandu yang terintegrasi dengan PAUD dan Bina Keluarga Balita. ”Tahun ini Taman Posyandu kami tingkatkan, targetnya 325 Taman Posyandu. Alokasi dana untuk pengembangan PAUD tahun ini  Rp 24,7 miliar yang merupakan sinergi pemerintah daerah dan bantuan pusat. Tengah tahun nanti akan kami tambah anggaran itu saat penyusunan APBD Perubahan,” kata Anas. (Humas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar