Selasa, 29 Maret 2016

Kemenpar Dukung Penuh Tour de Banyuwangi Ijen

Ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) kembali digelar pada 11-14 Mei 2016. Lomba balap sepeda yang masuk agenda rutin Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) ini didukung penuh Kementerian Pariwisata.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=RMz589VEnmk
Hal itu ditegaskan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat melaunching ITdBI di Kantor Kemenpar Jakarta, Senin (28/3). Dukungan dari Kemenpar diwujudkan dalam bentuk promosi event dan dukungan penyelenggaraan.
"Bila tahun lalu kami membantu promosinya, pada tahun ini kami menambahnya dengan melipatkan hadiah bagi pembalap. Yang semula daerah hanya Rp 700 juta, maka kami menambahnya menjadi total Rp 1,5 miliar" ujar Arief Yahya.
Menurut Arief, sokongan untuk hadiah pemenang lomba ini penting karena besar kecilnya hadiah ini akan berpengaruh pada prestise suatu kejuaraan. Digelar sejak 2012, ajang balap sepeda kategori 2.2 ini telah mendapatkan peringkat ”excellent" dari UCI. Ini menjadikan ITdBI sebagai kejuaraan balap sepeda terbaik di Indonesia.
Lomba yang diadakan pemkab Banyuwangi ini mengusung konsep sport tourism. Membalut pariwisata dengan olahraga ini menjadi salah satu andalan Banyuwangi untuk mengungkit kunjungan wisata. Untuk itu, masih menurut Arief, pihaknya merasa perlu memberikan dukungan terhadap event sport tourism ini.
"Media value dari event ini akan menimbulkan repeater yang dasyat hingga dampaknya menimbulkan awareness bagi calon wisatawan terhadap potensi kekayaan wisata dan budaya Banyuwangi," ujar Arief.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan ITdBI tahun ini aroma turisme-nya semakin kuat karena mengenalkan dua destinasi wisata baru Banyuwangi. "Waduk Sidodadi di Glenmore dan Pantai Grand New Watudodol akan menjadi daya tarik baru wisata di Banyuwangi," jelas Anas.
ITdBI terdiri atas empat etape dengan panjang rute 567 kilometer. Rute ini ditempuh dengan melintasi berbagai destinasi wisata, mulai wisata pantai, perkebunan, hingga finish di kaki Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru alias ”Blue Fire”-nya. Lokasi finish di kaki Gunung Ijen merupakan tanjakan terekstrem karena berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan 45 derajat, di atas tanjakan Malaysia yang hanya 1.500 mdpl. Sejumlah tim papan atas Asia dipastikan turut bertanding dalam tahun ini. Pishgaman Giant Team, Skydive Dubai Al Ahli, Tabriz Shadari Team yang merupakan juara 1, 2, 3 Asia. "Pembalap daratan Eropa pun telah memastikan akan berlaga di ITdBI. Antara lain timnas San Marino dan Ireland National Team," kata Anas. (Humas)

Menteri LHK Siapkan Pembangunan Infrastruktur Menuju TN Alas Purwo

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengunjungi Banyuwangi, Minggu (27/3). Kunjungan kerja ini bertujuan meninjau Taman Nasional (TN) Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, menyusuli ditetapkannya kawasan tersebut sebagai Cagar Biosfer dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Budaya Perserikatan Bangsa-bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO).

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=boBSr88tXH0
Setiba di Banyuwangi, Menteri Siti Nurbaya langsung menuju TN Alas Purwo. Dalam perjalanan yang hampir dua jam tersebut, Siti Nurbaya terpesona dengan beragam potensi keindahan alam yang terdapat di Alas Purwo.
Destinasi pertama yang dituju adalah Sadengan. Sadengan adalah padang savana tempat habitat banteng, rusa dan beberapa hewan liar lainnya. Saat berada di Sadengan, Siti yang kagum keindahan padang savana ini langsung berjanji akan mengembangkan kawasan ini.
Siti Nurbaya pun akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pariwisata untuk memaksimalkan potensi Alas Purwo. Bentuk kordinasi tersebut adalah dengan menyiapkan pembangunan infrastruktur dan pengembangan pariwisata. “Kita akan segera berkoordinasi dengan kementerian PU dan kementerian pariwisata untuk pembangunan infrastruktur jalan, spring water dan pengembangan wisatanya,” papar Siti Nurbaya.
Cagar Biosfer Blambangan meliputi kawasan seluas 678.947,36 Ha yang terbagi ke dalam 3 zona yaitu area inti seluas 127.855,62 Ha yang meliputi 4 kawasan konservasi terdiri atas 3 Taman Nasional (TN Alas Purwo, TN Baluran, dan TN Meru Betiri) dan satu Cagar Alam Kawah Ijen;  zona penyangga seluas 230.277,4 Ha; dan area transisi (320.814.34 Ha).
Penetapan ini dilakukan pada sidang International Coordinating Council (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke28 di Kota Lima, Peru, 18-20 Maret 2016 lalu. Lebih lanjut, Siti menjelaskan, bahwa pola pembangunan infrastruktur dan pengembangan pariwisata akan tetap memperhatikan aturan yang berkaitan dengan wilayah konservasi. “Agenda konservasi kan tidak hanya pelestarian lingkungan, tapi peningkatan ekonomi dan pariwisata perlu untuk dikembangkan,” ungkap Siti. “Aturan-aturan tentang konservasi jelas kita perhatikan. Pengembangannya tetap berkelanjutan,” imbuhnya.
Rencana pengembangan TN Alas Purwo, menurut Siti, merupakan rencana kedua setelah sebelumnya di pengembangan potensi ekonomi dan pariwisata di TN Ujung Kulon. “Tujuh bulan yang lalu, kita mulai mengembangkan (ekonomi dan wisata) di Ujung Kulon. Sekarang kita menjajaki di Alas Purwo ini,” aku Siti.
Tak banyak taman nasional mendapat perhatian untuk pengembangan ekonomi dan pariwisata seperti di TN Alas Purwo. Dari sekitar 51 taman nasional di seluruh Indonesia, hanya dua taman nasional yang baru akan dikembangkan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tersebut. “Ada 51 taman nasional di seluruh Indonesia. Namun karena keterbatasan dana, tak bisa semua dibangun,” ungkap Siti.
Sebagaimana diketahui, Alas Purwo menyimpan potensi keindahan alam dan budaya yang luar biasa. Selain padang savana Sadengan dengan keanekaragaman fauna langkanya, Alas Purwo juga menyimpan keindahan pantai yang luar biasa. Salah satunya adalah pantai Plengkung yang menjadi surga para peselancar dunia. Keberadaan Pura Alas Purwo dan gua di kawasan Alas Purwo juga menjadi daya tarik kunjungan wisata spiritual.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut positif rencana menteri Siti Nurbaya untuk membangun infrastruktur di TN Alas Purwo. “Selama ini banyak wisatawan yang komplain dengan kondisi jalan yang rusak menuju Pantai Pelengkung dan Alas Purwo ini. Tapi kewenangan izin untuk membangun berada di kementerian kehutanan. Jadi, kita senang dengan rencana bu menteri (siti nurbaya) yang akan membangun infrastruktur disini,” ungkap Anas.
Banyuwangi sendiri sedang getol-getolnya untuk membangun ecotourism, wisata alam berbasis ekologi. Pantai Pelengkung yang berada di kawasan TN Alas Purwo ini merupakan bagian dari triangle diamond pariwisata andalan Banyuwangi selain Kawah Ijen dan Sukomade. Sebelum meninggalkan Alas Purwo, Siti Nurbaya menyempatkan diri untuk melakukan pelepasan tukik di Pantai Pancur yang juga berada di kawasan TN Alas Purwo. (humas

Gunung Ijen Banyuwangi Masuk Jaringan Cagar Biosfer Dunia

Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi ditetapkan sebagai jaringan Cagar Biosfer dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Budaya Perserikatan Bangsa-bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO). 
Penetapan ini dilakukan pada sidang International Coordinating Council (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke28 di Kota Lima, Peru, 18-20 Maret 2016 lalu.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=ApJvEb7wN_I
Kedua situs hayati ini tergabung dalam Cagar Biosfer Blambangan bersama dengan TN Meru Betiri dan TN Baluran yang letaknya juga beririsan dengan Banyuwangi. Cagar Biosfer  (Biosphere Reserves) merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja sama program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Eksekutif  Komite Nasional Program MAB-UNESCO LIPI Indonesia Prof. Dr. Ir. Y. Purwanto  mengatakan, Cagar Biosfer Blambangan sebelumnya diusulkan menjadi bagian dari jaringan Cagar Biosfer dunia pada 2015 lalu.
“Penetapan ini menunjukkan komitmen Indonesia, terutama daerah akan pentingnya upaya perlindungan sumber daya alam dan lingkungannya dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,” kata Purwanto melalui keterangan lewat jaringan elektronik dari Lima, Peru, Selasa (22/3).
Purwanto melanjutkan, Cagar Biosfer Blambangan terpilih karena mampu memenuhi syarat sebagai bagian jaringan cagar biosfer dunia. “Di antaranya memiliki keunikan baik keanekaragaman hayati maupun budaya masyarakat lokalnya,” tutur Purwanto.
Dengan menjadi cagar Biosfer ada beberapa keuntungan yang didapatkan. Pertama, keuntungan ekologi di mana sumberdaya alam hayati dan budaya di dalam cagar biosfer terlindungi dan terkelola dengan baik.
“Selain itu keuntungan ekonomi di mana pengelolaan wilayah sekitar akan dikembangkan secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat sekitar. Serta keuntungan sosial budaya dan capacity building untuk pengembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Cagar Biosfer Blambangan meliputi kawasan seluas 678.947,36 Ha yang terbagi ke dalam 3 zona yaitu area inti seluas 127.855,62 Ha yang meliputi 4 kawasan konservasi terdiri atas 3 Taman Nasional (TN Alas Purwo, TN Baluran, dan TN Meru Betiri) dan satu Cagar Alam Kawah Ijen;  zona penyangga seluas 230.277,4 Ha; dan area transisi (320.814.34 Ha).
“Ini juga akan menjadi promosi yang strategis bagi daerah karena ada 120 negara yang  menjadi anggota MAB-UNESCO yang setiap tahunnya melakukan pertemuan dan sharing tentang cagar budaya biosfer,” imbuh Purwanto. Konsep cagar biosfer sendiri telah digagas oleh UNESCO sejak 1971 dan hingga saat ini jumlahnya mencapai 669 kawasan di 120 negara di dunia.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik ditetapkannya Cagar Biosfer Blambangan ke dalam jaringan Cagar Biosfer Dunia. Hal ini menjadi nilai tambah bagi Banyuwangi yang mengangkat konsep ekoturisme (ecotourism) dalam pengembangan pariwisata.
“Program Cagar Biosfer selaras dengan komitmen kami dalam mengusung konsep pengembangan wisata yang menyuguhkan keindahan lingkungan. Ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” imbuh Anas.
Pemkab Banyuwangi sendiri memiliki sejumlah program menjaga kelestarian alamnya, seperti Sedekah Oksigen.  Lewat gerakan ini Pemkab Banyuwangi telah melakukan gerakan penanaman pohon secara masif dan pengembangan hayati di seluruh Banyuwangi. (humas)

Senin, 21 Maret 2016

Hadiri HUT ke- 232 Kelenteng Hoo Tong Bio, Bupati Anas Janji Support Pembangunan Klenteng

Kelenteng  ini berada tepat di tengah kota Banyuwangi yang dibangun oleh orang-orang Tionghoa untuk menghormati leluhur mereka Kongco Tan Hu Cin  Jin. Hoo Tong Bio mempunyai makna kuil perlindungan chinese.

VIDEO Klenteng wil Bwi =  https://www.youtube.com/watch?v=M3bZCbdIkwc
"Kongco Tan Hu Cin Jin dipercaya melindungi etnis Tionghoa saat mereka tinggal di Kerajaan Blambangan sebagai cikal bakal Kabupaten Banyuwangi. Kuil ini sendiri tercatat berdiri di tahun 1784," kata Ketua Panitia peringatan HUT,  Suryo Utomo.
Suryo menjelaskan jika Kelenteng Hoo Tong Bio merupakan kelenteng terbesar dan tertua di wilayah Jawa Timur dan Bali. "Apalagi setiap ulang tahun seperti ini, banyak tamu dari kelenteng-kelenteng lain, karena kelenteng di sini dianggap ibu dari kelenteng lainnya seperti dari Buleleng, Jembrana, Tabanan, Probolinggo dan Situbondo," jelas Suryo.


 Menurut Suryo, Tan Hu Cin Jin merupakan dewa lokal yang tidak ada di tempat lain. "Awalnya untuk menghormati Kongco dibangun kuil di wilayah Rogojampi sekitar 13 kilometer dari Banyuwangi kota lalu kemudian dipindahkan ke sini saat zaman kolonial," kata Suryo.


 Kelenteng ini pun mempunyai tradisi unik sebagai penanda ulang tahunnya. Seperti yang  diakukan Sabtu malam (19/3) kemarin. Mereka menggelar wayang kulit dengan dalang Ki Suyadi dari Sambirejo. Pagelaran Wayang kulit ini diadakan sebagai salah satu hiburan untuk masyarakat sekitar. Selain itu ada pula prosesi sembahyang yang mereka lakukan di Watu Dodol, lomba barongsai dan bakti sosial untuk masyarakat kurang mampu. (Humas & Protokol)

Lebih MAhir, Guide Banyuwangi Dilatih Agar Peroleh Sertifikat Legal

Banyuwangi terus mendorong kapasitas sumberdaya manusia (SDM) pariwisatanya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi meningkatkan kualitas SDM para pramuwisata dengan menggelar pelatihan yang dilakukan di Balai Desa Tamansari, Licin Banyuwangi mulai Senin (21/3) selama dua hari. 
Sebanyak 56 guide lokal dari Kecamatan Licin, Songgon, dan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dilatih menjadi pramuwisata khusus taman wisata alam (TWA) Gunung Ijen. Para guide itu tak hanya dibekali pengetahuan cara mengantar wisatawan mendaki Kawah Gunung Ijen, namun bagaimana etika menjadi seorang pemandu.
Mereka juga diajari cara berkomunikasi yang luwes dengan turis. Tatkala Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas secara tidak sengaja berkunjung ke sana, salah seorang guide langsung menyapa Bupati Anas dengan Bahasa Prancis layaknya seorang turis.
"Bonjour. Mon nom est Robixs et je peux parler français . Merci, (selamat pagi, nama saya Robixs, dan saya bisa berbahasa Prancis sedikit-sedikit. Terimakasih)," kata Robixs.
Rofik "Robixs" adalah salah satu guide di TWA Ijen. Profesi guide dilakoninya sejak 2010. Kemahirannya dalam berbahasa Prancis diperoleh secara otodidak, karena terbiasa memandu turis Prancis, yang memang mendominasi turis asing yang berkunjung ke Kawah Ijen. 
Robixs pun menjadikan guide sebagai profesi utamanya. Meski tidak setiap hari dia mendapatkan pesanan jasa. "Biasanya Januari sampai Maret gini sepi, paling 3 hari sekali baru ada permintaan. Kalau pas musimnya, setiap hari saya dapat order dari 3 travel yang jadi langganan saya," ujar pria asal Desa Tamansari, Licin ini.
Para guide yang memperoleh pembekalan dari DPD Himpunan Pramuwisata ini juga dilatih berkomunikasi Bahasa Inggris. Mereka pun langsung mempraktekkan dengan sesama teman tanpa rasa canggung. "Can you explain to me about Ijen?" "Ijen is volcano with  two thousand and four hundred.  You can see blue fire at night"
Melihat para guide itu berinteraksi dalam bahasa asing, Bupati Anas mengaku sangat senang dan bangga.  Karena para guide Gunung Ijen ini rata-rata awalnya berprofesi sebagai penambang belerang. Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke Ijen, maka banyak para penambang belerang yang dulunya hanya mengandalkan kekuatan fisik, kini memiliki ketrampian lebih untuk pendapatannya sehari-hari,
"Ini adalah salah satu upaya kami menciptakan SDM yang berkualitas ke depan. Mereka dilatih agar lebih mahir, dan juga mendapatkan sertifikasi guide. Ini tentunya juga membuat wisatawan lebih nyaman karena guidenya resmi," ujar Anas. (humas)

Dana Desa Banyuwangi Alokasikan Belanja Bandwidth

Meningkatkan kapasitas desa, Pemkab Banyuwangi memanfaatkan dana desa untuk belanja bandwidth. Tidak hanya digunakan untuk belanja infrastruktur fisik saja, tiap desa akan mengalokasikan belanja infrastruktur IT tersebut untuk kemudahan akses internet.
"Biar anggaran desa tidak hanya untuk bangun infrastruktur fisik saja, seperti plengsengan dan jalan. Namun akses internet ini juga penting untuk mempermudah warga. Internet ibarat jembatan yang menghubungkan kita dengan dunia global," kata Anas saat meninjau balai Desa Kampung Anyar, Glagah Banyuwangi Senin (21/3).
Pada 2015, Kabupaten Banyuwangi menerima anggaran program dana desa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebesar Rp 59,8 miliar untuk 189 desa.
Dikatakan Bupati Anas, belanja pita lebar ini juga untuk menyokong program Smart Kampung. Program itu bertujuan untuk mengedukasi masyarakat yang tinggal di desa agar akrab dengan teknologi informasi. Lewat program ini, diharapkan infrastruktur IT yang dibangun akan mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat.
"Warga yang akan surat kependudukan tidak perlu jauh-jauh ke kota. Contohnya bila selama ini mengurus Surat Keterangan Miskin untuk pengurusan BPJS harus datang ke kantor pemda, maka dengan program ini warga cukup mengurusnya dari desa  karena online," kata Bupati Anas.
Ditambahkan dia, untuk mendukung program ini balai desa pun akan dijadikan pusat aktivitas warga. balai desa sebagai pusat pembelajaran dan kebudayaan desa tersebut.
"Anak-anak yang pulang sekolah bisa les kesenian atau kursus bahasa di sini, mengerjakan PR pun di balai desa karena ada internetnya. Harapan kami, balai desa  bisa berfungsi pula sebagai rumah kreatif warga," ujar Anas.
Selain meninjau Desa Kampung Anyar, Anas juga berkunjung ke Kantor Desa Tamansari yang menjadi pilot project smart kampung Kecamatan Licin. Anas ingin melihat kesiapan perangkat IT dan infrastruktur untuk menunjang peningkatan pelayanan publik dan peningkatan SDM masyarakat.
"Sebelum resmi jalan, software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) penunjang smart kampung harus kita tuntaskan. Kami ingin agar melalui jaringan teknologi informasi, warga desa bisa mempromosikan potensi wilayahnya," pungkas Anas. (humas)

Banyuwangi Fish Market Festival-Banyuwangi Festival 2016

Sementara itu Banyuwangi Fish Market Festival yang akan diselenggarakan pada 15 Oktober 2016 digelar di Pantai Muncar. Muncar dipilih karena terkenal sebagai salah satu pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.
 Banyuwangi Fish Market Festival akan diselenggarakan satu hari sebelum pelaksanaan tradisi Petik Laut Muncar.
Video Ilutrasi Muncar Pelabuhan = https://www.youtube.com/watch?v=IrQ6QJLdqGA

Nantinya masyarakat termasuk wisatawan akan diajak mengenal jenis ikan yang ada termasuk berbagai olahan produk perikanan Banyuwangi yang diekspor.

"Dengan adanya Banyuwangi Fish Market Festival diharapkan bisa mengeksplorasi potensi perikanan di Banyuwangi.

Underwater Festival-Banyuwangi Festival 2016

Ada yang baru pada Banyuwangi Festival 2016 yaitu Underwater Festival dan Fish Market Festival. Kedua agenda tersebut untuk mengangkat potensi bahari yang dimiliki kabupaten yang berjuluk "The Sunrise of Java" tersebut.
"Banyuwangi mempunyai potensi bahari yang luar biasa jadi kami masukkan dua event tersebut pada tahun ini," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.Pada Underwater Festival, masyarakat akan diajak untuk menikmati potensi alam bawah laut di Banyuwangi di beberapa titik yang menajdi destinasi baru untuk snorkeling ataupun diving seperti di Pulau Tabuhan, Pantai Bangsring atau Teluk Banyu Biru.

Nantinya juga akan adakan lomba foto bawah laut untuk memotret keindahan laut Banyuwangi.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI
 Selain itu pada dua agenda anyar tersebut, Bupati Anas berharap masyarakat Banyuwangi khususnya mendapatkan edukasi terkait konservasi wilayah pantai seperti penanaman terumbu karang.

Anas mencontohkan nelayan di Pantai Bangsring yang melakukan terobosan dengan melakukan konservasi, menanam terumbu karang sehingga Pantai Bangsring menjadi sebuah destinasi wisata baru.

"Sekarang Bangsring Underwater menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup dikenal oleh masyarakat sampai luar kota. Bisa ribuan orang yang datang kalau liburan. Masyarakat di sana patut diapresiasi dan didukung," ujar Anas.

International tour de banyuwangi ijen 2016-Banyuwangi Festival 2016

Ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ItdBI) kembali digelar tahun ini pada 11-14 Mei 2016. Ajang ini diharapkan bisa semakin mendongkrak kesuksesan konsep pengembangan pariwisata yang dibalut dengan olahraga (sport tourism) yang selama ini dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
VIDEO =https://www.youtube.com/watch?v=RMz589VEnmk
 ”Semua persiapan terus dilakukan. Pihak Persatuan Balap Sepeda Internasional atau Union Cycliste Internationale (UCI) Mr. Jamaludin Mahmood yang juga nanti menjadi Race Director ITdBI 2016 baru saja dari Banyuwangi untuk meninjau langsung rute yang akan dilewati para pembalap dari puluhan negara,” kata Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Wawan Yadmadi.

ITdBI sendiri adalah ajang balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI). Ajang ini masuk kategori 2.2. ITdBI diselenggarakan tiap tahun sejak 2012.
Wawan menambahkan, sebagai ajang sport tourism, ITdBI diyakini bisa semakin meningkatkan pemahaman publik nasional dan internsional tentang kekayaan wisata alam dan budaya Banyuwangi. Pemkab Banyuwangi juga bersinergi dengan Kementerian Pariwisata untuk menyukseskan ajang tersebut.
”Kementerian Pariwisata akan mendukung ITdBI. Saat ini tim dari kementerian juga berada di Banyuwangi untuk bersama-sama bersinergi menyukseskan event yang telah dikenal publik internasional ini.

Oseng Culture Festival (Banjar Licin)Banyuwangi Festival 2016

Di bulan Mei.. Sebuah event yang berasal dari masyarakat Desa Banjar, kecamatan Licin, Banyuwangi, sebuah event desa yang akan menjadi inspirasi bagi Indonesia… Ayo disupport beramai-ramai yuk.


Kekayaan seni budaya Indonesia memang luar biasa, termasuk kekayaan ragam seni budaya yang ada di Banyuwangi.. Banyuwangi bukan hanya gunung, Banyuwangi bukan hanya pantai dan laut, tapi identitas Banyuwangi adalah seni dan budayanya. Seni dan budaya yang masih dipelajari secara lintas generasi, berdasarkan kecintaan pada tradisi, bukan karena uang, seni dan budaya yang dibesarkan di desa-desa dan di kampung-kampung, oleh mereka yang mewarisi dan menjaga keberlangsungan seni budaya agar tidak putus dan punah
Sebuah eksplorasi bersama antara musisi profesional dan seniman desa.. Ternyata sangat luar biasa, dan sangat berpotensi untuk disejajarkan dengan pertunjukan-pertunjukan kelas nasional… Dari kampung dan desa di Banyuwangi, untuk menginspirasi Indonesia..

Festival Karo Rafting & Tubing X Badeng-Banyuwangi Festival 2016

Arus Kalibadeng Cukup Deras Cocok Digunakan Festival Karo Rafting dan X Badeng Tubing 16-17 April SONGGON.
Tempat dan Tempat yg jelas blm ada web dan pihak terkait yang mengabarkan..!
VIDEO =  https://www.youtube.com/watch?v=aqX5z2VErNE

Festival Kuliner “Sego Cawuk”Banyuwangi Festival 2016

Tak lupa ada Festival Kuliner. Tahun ini mengangkat sego cawuk setelah tahun sebelumnya ada rujak soto dan nasi tempong. Kuliner lokal kami angkat agar makin dikenal dan depot-depot laris dikunjungi saat wisatawan datang ke Banyuwangi,”
 Tempat dan jam tidak jelas.panitia dan pihak terkait blm ada web atau kabar yang jelas...!

Banyuwangi International BMX-Banyuwangi Festival 2016

BANYUWANGI BANGUN SIRCUIT BMX KELAS DUNIA

MUNCAR-Gaung ‘Banyuwangi Festival’ telah ditabuh, berbagai persiapan sarana dan prasarana pun langsung digenjot oleh jajaran Pemerintah Daerah setempat.



Salah satu dinas yang paling getol ‘tandang gawe’ adalah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Binamarga Cipta Karya dan Tata Ruang (BCKTR). Selain melakukan perbaikan infrastruktur jalan rute International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), instansi ini juga menyiapkan sirkuit BMX kelas dunia di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.

"Ini komitmen kita dalam sukseskan 'Banyuwangi Festival' khususnya event Banyuwangi International BMX yang akan digelar 3 - 4 April mendatang," cetus Kepala Dinas PU BCKTR Banyuwangi, Ir. Mujiono, Senin (14/3/2016).

Mujiono mengatakan, saat ini dilakukan pembangunan pagar, pavingisasi, land scape dan pembuatan sumur resapan. Untuk pembangunan land scape sengaja dibuat sebaik mungkin, tujuannya agar bagian tepi lintasan sirkuit lebih aman dan nyaman.

"Sumur resapan dibuat agar saat hujan tidak ada genangan dan untuk pavingisasi kita lakukan di area parkir sehingga kendaraan lebih teratur dan nyaman," jelas Mujiono.

Dalam pembangunan sirkuit BMX level Internasional ini, Dinas PU BCKTR Banyuwangi menggelontorkan anggaran sebesar Rp 400 juta. Demi memastikan kualitas bangunan benar - benar sesuai rencana, pengawasan ketat akan dilakukan, sehingga suksesi event bisa terjamin.

"Untuk jalan masuk sudah kita hotmix semua, untuk pembangunan keseluruhan kita Prediksi bisa kelar sebelum pelaksanaan," pungkasnya.

Moto Enduro Private Track"Black Parade"Banyuwangi Festival 2016

Adventure bertajuk Black Parade  yang merupakan penggabungan antara olah raga, hobby, dan rekreasi, akan kembali digelar selama 2 hari. Hari pertama peserta akan disuguhi konsep long trip, dan kombinasi handicap. Sedangkan hari kedua short trip full teknikal.
Video Contoh = https://www.youtube.com/watch?v=AjAtSlwDnmc
“Setelah sukses mengadakan 4 kali even pada tahun-tahun sebelumnya, pada 2016 ini kami kembali menggelar Enduro Adventure Black Parade ke-5. Rencananya digelar tanggal  25 – 27 Maret, bertempat  di Gunung Ijen, Banyuwangi Jawa Timur,” jelas Endiyatmo Widagdo, selaku penyelenggara.
“Pada even kali ini kami juga mendatangkan rider tamu Chris Birch, KTM RED BULL ENDURO RIDER. Sebagai juara dunia Hard Enduro Extreme Red Bull Romaniac & Roof of Africa, dia akan memberikan coaching clinic tentang enduro kepada peserta,” tambahnya.
Lebih lanjut Endiyatmo memaparkan, pada hajatan tahunan ini peserta sengaja dibatasi sebanyak 200 rider dengan didukung captain road, marshal, sweeper yang berpengalaman dan ditunjang fasilitas paddock service yang siap melayani para rider. “Kami sengaja membatasi hanya 200 peserta, agar even berjalan sesuai harapan,” lanjutnya.
Pendafataran rider dilakukan secara online di www.ew702.com & akan ditutup pada 25 februari 2016 atau lebih cepat jika memenuhi quota 200 rider.
“Sasaran kami dalam even ini adalah peserta enduro riders seluruh seluruh Indonesia. Semoga nantinya Enduro Adventure Black Parade 5 berjalan sukses seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutupnya.
Berikut Enduro Adventure Black Parade 1 – 4 yang sukses digelar:
1.Black Parade I tahun 2012 start di Bermi Probolinggo dan finish di Pantai Tanjung Papuma Jember  dengan tema kegiatan “Free Thorthle To Papuma Beach”
2.Black Parade II tahun 2013 start dan finish di Wlingi Blitar dengan tema kegiatan “Respect Each Other”
3.Black Parade III tahun 2014 start & finish di Bhakti Alam Nongkojajar Pasuruan dengan tema kegiatan “No Man Lands”
4.Black Parade IV tahun 2015 sart & finish di KaliandraEco Resort Prigen dengan tema kegiatan “Your Life Must Be Fun”

Minggu, 20 Maret 2016

Banyuwangi Green & Recycle Fashion, Kampanye Anti Plastik

Kilau warna-warni menyorot indah di langit malam Pantai Boom, menandai puncak pagelaran Green and Recycle Fashion Week 2016. Alunan tetabuhan berpadu dengan gerak lincah penari Jejer Gandrung semakin menambah kemeriahan rangkaiaan Banyuwangi Festival 2016 tersebut. Green and Recycle Fashion tahun ini  sengaja memilih tema plastik sebagai bagian kampanye anti sampah plastik internasional.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=jhtBquCJeM8
 "Ini merupakan bagian dari kampanye anti plastik internasional dan juga di Indonesia," ungkap Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam malam puncak Green & Recycle Fashion, Minggu malam (20/3). Sebagaimana diketahui bersama, sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai. Oleh karena itu perlu kampanye yang masif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Di antaranya dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi beragam peralatan multi fungsi. "Green and Recycle Fashion ini adalah mengkampanyekan (pengurangan sampah plastik) dalam bentuk lain. Ini untuk melibatkan anak-anak dan masyarakat secara luas untuk memanfaatkan plastik daur ulang," tutur Anas. Pemilihan lokasi di Pantai Boom sejatinya mengandung pesan tersendiri dalam pengelolaan sampah plastik. Ada 8 juta ton sampah plastik di dunia ini yang terbuang di laut. Dan Indonesia menempati urutan kedua setelah Tiongkok dalam menyumbang produksi sampah plastik di dunia. Banyuwangi sendiri, sebagaimana data yang dilansir Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi, memproduksi 400 ribu ton sampah berbagai bentuk dalam setahun. Oleh karena itu, DKP Banyuwangi terus melakukan berbagai cara untuk menekan laju pertumbuhan sampah tersebut. Selain Green and Recycle Fashion yang memasuki tahun kedua ini, DKP juga menebar ribuan tempat sampah, TPS, depo, bank sampah, TPA, TP3R, berbagai pelatihan dan gerakan-gerakan masyarakat merdeka dari sampah. "Ini merupakan deklarasi Banyuwangi melawan sampah," pungkas Anas. Sekedar diketahui, Green and Recycle Fashion 2016 ini diselenggarakan sejak Minggu siang dengan berbagai kategori. Dalam malam puncak tersebut, Green and Recycle Fashion Week menampilkan seratus talent yang terbagi dalam dua kategori, SMA dan umum. Untuk kelas umum diikuti oleh perwakilan kampus, instansi pemerintahan, swasta, PKK, dan kelompok masyarakat. (Humas)

Parade Green & Recycle Fashion Banyuwangi, Ratusan Anak Tampil Cantik Berbusana Plastik

Adinda Lisa (12 tahun), terlihat semangat dan berani saat memperagakan busana yang dikenakannya dalam Green and Recycle Fashion yang digelar di amphitheatre Pantai Boom, Banyuwangi, Minggu (20/3).
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=jhtBquCJeM8
Mengenakan busana warna hijau disertai gerakannya yang luwes khas anak-anak, Adinda cukup berhasil membuat beberapa pengunjung yang hadir terpukau dan terhibur dengan tema bajunya, Batik dalam Daur Ulang. Busana yang digunakan pun terlihat unik dan menarik, karena terbuat dari bahan daur ulang sampah plastik. Begitu juga dengan aksesoris lainnya seperti anting, dan tas, semuanya hasil kreasi dari sampah plastik. Adinda bersama 190 peserta lainnya secara bergantian menunjukan busana kreasinya pada lomba peragaan busana dari daur ulang sampah pada event tahunan Green and Recycle Fashion. Peragaan busana daur ulang ini merupakan pembuka rangkaian event wisata tahunan Banyuwangi Festival 2016. Berbagai kreasi dan inovasi yang menarik ditunjukan oleh peserta yang berusia 5-14 tahun ini saat berlenggak-lenggok di panggung. Pada tahun ini, lomba digelar 2 sesi, siang untuk peserta tingkat SD - SMP, sementara peserta SMA dan umum akan berlangsung malam harinya. Adinda yang menggunakan baju hasil karya dari gurunya, Sustiani mengatakan sangat senang ikut berpartisipasi. Sembari bisa tampil di panggung, dia senang karena ikut terlibat dalam pembuatannya. "Tiap istirahat dan pulang sekolah selama seminggu, saya bersama Bu Sus membuat desainnya. Bagian dada ini tas kresek bermotif bunga, simbol batik Banyuwangi. Sementara rempel baju berwarna hijau karena tema acara ini kan Green Recycle Fashion," ujar siswa SDN 1 Dasri, Tegalsari ini. Tahun ini, tema besar yang diangkat adalah mendaur ulang plastik. "Kreasi mereka harus dominan menampilkan plastik yang telah dikreasi. Komposisinya dengan bahan pe dukungnya harus 70 : 30," ujar Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Arief Setyawan sebagai ketua penyelenggara. 
Semua peserta pun mengenakan busana yang didominasi terbuat dari sampah plastik seperti tas kresek, bungkus minuman kopi, sabun cuci, bungkus cokelat serta ada juga yang menanfaatkan tutup air minum botol. Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan acara ini digelar dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah. Terutama sampah plastik yang paling susah terurai di alam. “Lewat event ini ada pembelajaran. Selain kita harus berusaha mengurangi sampah anorganik, kita pun harus cerdas mengelola sampah. Dengan memanfaatkan bahan daur ulang dari plastik, kegiatan ini pun bisa mengurangi volume sampah. Bahkan bisa memiliki nilai lebih karena unik, karena bisa dibuat berbagai kerajinan seperti baju, tas, vas bunga dan lainnya,” kata Anas. Pemkab Banyuwangi terus berkomitmen mengajak masyarakat untuk bijak terkait masalah sampah. Untuk mengedukasi warga tentang pengurangan sampah, DKP pada tahun ini menganggarkan pembelian 20 tungku Salikun. Incinerator sederhana ini, kata Arief, akan di-drop di sejumlah desa sebagai contoh bagi masyarakat lainnya. Selain itu, lanjut Arief, sejak empat tahun terakhir di sejumlah sekolah dasar secara aktif siswanya membawa sampah rumahnya untuk disetorkan ke bank sampah setiap minggu. "Banyuwangi juga sudah ada komunitas Merdeka dari Sampah yang terus menunjukkan eksistensinya. Kami pun Februari lalu menggelar lomba kreasi kerajinan daur ulang bagi anak-anak SD- SMP, untuk mengasah kreativitas mereka memanfaatkan limbah rumahnya," pungkas Arief. (humas)

Banyuwangi Kini Punya Lori Wisata Susuri Indahnya Alam Perkebunan

Ada atraksi wisata anyar di Kabupaten Banyuwangi, yaitu menyusuri indahnya alam perkebunan menggunakan lori wisata.
Dengan menggunakan kereta wisata ini, wisatawan bisa menikmati indahnya alam dan harum semerbak perkebunan kopi dan cokelat. Tak hanya itu, wisatawan juga bakal melintasi terowongan sepanjang ratusan meter yang bakal menjanjikan pengalaman tak terlupakan. Lori wisata ini resmi diluncurkan Minggu (20/3) oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan  Dirut Keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didik Hatantyo.  "Lori wisata ini adalah bentuk kolaborasi. PT KAI mendukung upaya pengembangan wisata di Banyuwangi. Wajib dijajal bagi wisatawan yang menyukai jenis wisata edukasi dan wisata sejarah, karena atraksi ini kental nuansa edukasi dan sejarah," kata Anas. Dari sisi wisata edukasi, wisatawan bakal diperkenalkan dengan dunia perkebunan kopi dan cokelat. "Cocok untuk wisata keluarga. Saatnya anak-anak tak hanya tahu soal game di gadget-nya, tapi juga diajak berwisata ke sini," ujar Anas. Adapun dari sisi wisata sejarah, wisatawan diajak melewati terowongan bawah tanah di lorong Gumitir. Di sini akan bisa memberikan edukasi sejarah bagaimana terowongan ini dibangun di masa penjajahan Belanda," kata Anas. Anas menambahkan, lori wisata bakal melengkapi pengembangan destinasi di wilayah barat Banyuwangi. Selain lori wisata, sudah ada Waduk Sidodadi yang memanfaatkan alam kebun sebagai obyeknya. Waduk itu dalam waktu dekat bakal disulap lebih bagus lagi oleh BUMN perkebunan. Pada Mei mendatang, konsep wisata perkebunan berbasis cokelat juga dimulai di Glenmore. "Kamis lalu (17/3), saya sudah menghadap ke Deputi Menteri BUMN Bidang Agro, Pak Wahyu Kuncoro. Beliau mendukung BUMN perkebunan meningkatkan peran pengembangan wisatanya di Banyuwangi. Ini bakal semakin ramai karena wilayah Glenmore dan Kalibaru sudah lama dikenal oleh wisatawan luar negeri, khususnya dari Belanda," ujar Anas. Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Didik Hartantyo menambahkan, lori wisata ini merupakan inovasi PT KAI yang berkolaborasi dengan daerah maupun BUMN laom untuk menghidupkan destinasi-destinasi wisata di daerah yang bukan hanya kebun, tetapi juga kuliner dan jasa transportasi. "Selain itu, juga untuk membuka akses wisatawan asing dengan menggunakan jalur kereta api. Kedepan kami akan terus mencari daerah-daerah aktif untuk kolaborasi ini. Dan saya melihat Banyuwangi salah satu daerah yang selalu siap untuk kolaborasi pengembangan destinasi wisata baru,"ujar Didik. Lori wisata ini mengambil rute Stasiun Kalibaru - Stasiun Mrawan melewati terowongan Gumitir. Di terowongan sepanjang hampir 700 meter ini wisatawan bisa berhenti dan menikmati suasananya. Sepanjang perjalanan, kawasan perkebunan yang subur menghampar dengan ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Dikelilingi sejumlah gunung seperti Gunung Raung dan Gunung Gumitir menjadikan udara sepanjang rute sangat sejuk dengan suhu 20-25 derajat celcius.  Lama perjalanannya pergi-pulang hanya 50 menit. Biaya yang dipatok adalah Rp 1,2 juta per perjalanan. Tiap trip diisi 12 orang penumpang, jadi tiap wisatawan hanya dikenakan Rp100.000. Untuk bisa menggunakan lori wisata ini wisatawan bisa lewat di Stasiun Kalibaru Banyuwangi atau agen wisata daerah. (humas)

Kemenpan Tinjau Layanan Publik Inovatif Banyuwangi

Tim panel Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), datang ke Banyuwangi, Jumat (18/3).
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Rombongan yang dipimpin Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB Mirawati Sudjono tersebut untuk meninjau tiga lokasi program pelayanan publik yang masuk dalam Top 99. Kunjungan yang direncanakan selama dua hari itu, untuk memastikan program Banyuwangi yang telah dipresentasikan beberapa waktu yang lalu di Jakarta berjalan lancar.
Hasil kunjungan, menurut Mirawati, akan diseleksi untuk masuk kategori 35 inovasi pelayan publik terbaik tahun 2016. "Kita memastikan apa yang telah dipresentasikan kemarin di Jakarta. Apa benar sesuai dengan kenyataan. Ini nanti akan disaring menjadi 35 inovasi pelayanan publik terbaik tahun ini kleh tim panel," tutur Mirawati.
Tim panelis sebagai penilai ini terdiri berbagai kalangan. Mantan Wakil Menpan RB 2011-2013 Eko Prasodjo, akademisi Siti Zuhro, 2 orang dari media Bambang dan Nurjaman, serta dari YLKI. Program inovasi yang dijaukan Banyuwangi di antaranya, PUJASERA (pergunakan jamban sehat, rakyat aman) dan SIRAMI GIZI (aksi ramah peduli dan pemulihan gizi) merupakan inovasi pelayanan publik pemkab Banyuwangi. Sedangkan satu lagi adalah Underwater Restocking yang berada di daerah wisata Bangsring Underwater, Wongsorejo. Bangsring underwater ini diajukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk kategori peningkatan potensi sumberdaya ikan melalui penebaran benih ikan di dasar laut.
Diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di lounge pelayanan publik, tim panel Kemenpan meninjau kantor Badan Perijinan dan Pelayanan Terpadu, dan di lanjutkan ke Bangsring Underwater untuk meninjau program Underwater Restocking. Program yang digagas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur tersebut, berupaya untuk meningkatkan potensi sumber daya ikan dengan menebar benih ikan di dasar laut.
Pengelola Bangsring Underwater Ikhwan Arif, dipilihnya Bangsring Underwater oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, karena dinilai melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung dalam menjaga ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan. "Kita dipilih oleh Dinas Kelautan Jawa Timur karena adanya keterlibatan masyarakat dalam merawat terumbu karang yang menjadi habitat ikan," aku Arif.
Berkat tangan Ikhwan, kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Banyuwangi. Di sana pengunjung bisa melakukan snorkeling melihat terumbu karang dan ikan hiu kecil, selain juga wahana wisata air lainnya seperti kano.
Sedangkan untuk peninjauan dua program yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sendiri bertempat di UPTD Puskesmas Tampo, Kecamatan Cluring untuk program PUJASERA dan UPTD Puskesmas Singoturunan, Kecamatan Banyuwangi untuk program SIRAMI GIZI. Rencananya dua puskesmas tersebut akan dipantau keesokan harinya (Sabtu, 19/3) oleh Tim Panel Inovasi Pelayanan Publik tersebut.
Penilaian program Inovasi Pelayanan Publik Kemenpan RB ini merupakan acara tahunan yang dimulai sejak tahun 2014. Kompetesi ini harus diikuti oleh seluruh kementerian, lembaga, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se Indonesia. Untuk tahun ini ada 2.476 inovasi yang didaftarkan pada kompetisi yang merupakan bagian dari program one agency one inovation (IAIO). (humas)

Jumat, 18 Maret 2016

Banyuwangi Ekspor Olahan Rumput Laut ke Malaysia dan Taiwan

Komoditas rumput laut mulai menjadi komoditas unggulan Banyuwangi di bidang hasil budidaya laut. Tidak hanya menghasilkan rumput laut mentah, kini Banyuwangi  telah mampu meningkatkan nilai produk dengan mengekspor olahan rumput laut ke Malaysia dan Taiwan.

Salah satu pelaku ekspor olahan rumput laut adalah Didik (37). Dia menuturkan, pengiriman rumput laut olahan dilakukannya setiap minggu sebanyak 2 ton. Harga yang didapatkannya Rp 12 ribu per kilogram. Berarti Didik memiliki omzet Rp 24 juta setiap minggu atau Rp 96 juta perbulan.
“Harga rumput laut olahan jauh lebih tinggi dari pada harga rumput laut basah. Namun untuk mengolah rumput laut memang membutuhkan proses yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” kata Didik.
Rumpul laut olahan Didik lebih tepat jika dikatakan bahan setengah jadi karena di negara tujuan, komoditas ini masih akan diolah lagi oleh konsumennya sebagai bahan membuat lauk pauk seperti sayur. Rumput laut olahan Didik merupakan rumput laut basah yang diproses hingga menghasilkan rumput laut kering berwarna hijau. “Warna hijau ini alami. Hasil perendaman rumput laut dengan air kapur,” ungkap Didik.
Prosesnya, sambung Didik, rumput laut segar yang dibelinya dari petani, direndam dengan air kapur dan garam dalam komposisi tertentu. Nantinya rumput laut akan berubah warna dari putih menjadi hijau. Setelah itu rumput laut dikeringkan dengan cara di oven. Hasil proses inilah yang kemudian di ekspor. Untuk mendapatkan satu kilogram rumput laut kering membutuhkan 6 kilogram rumput laut basah.
“Pengiriman rumput laut olahan ini peluangnya masih sangat lebar, masih bisa untuk dikembangkan karena di negara tujuan rumput laut ini menjadi bahan lauk pauk yang dipakai sehari-hari oleh rumah tangga, bahkan saya belum bisa memenuhi permintaan rumput laut warna pink yang perendamannya menggunkan tawas,“ cetus Didik.
Didik mengatakan saat ini masih mengekspor rumput laut melalui salah satu pengusaha di Surabaya. Dia pun berharap bisa mendapatkan jalan untuk melakukan ekspor secara langsung ke negara tujuan. Karena dengan begitu akan semakin terbuka lebar kesempatan ekspor bagi pihak lainnya.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan rumput laut olahan ini menjadi salah satu cara untuk mensiasati peraturan menteri yang melarang ekspor bahan mentah. Saat ini harga rumput laut memang sedang turun seiring dengan pemberlakuan larangan ekspor tersebut. Jika dulu per kilogramnya harga rumput laut Rp1500 sekarang ditingkat petani hanya Rp. 700 – Rp 900. “Stok rumput laut di gudang perusahaan-perusahaan besar masih menumpuk hingga serapan terhadap rumput laut petani jadi lambat yang mengakibatkan harga jatuh. Oleh karena itu, harus didorong produk olahannya,” kata Anas.
Untuk itu Pemkab berupaya mendorong agar petani rumput laut bisa mendapatkan nilai jual terbaik. Salah satunya pemerintah daerah akan menggandeng pemerintah provinsi untuk mendorong terbukanya pasar ekspor bagi bahan baku rumput laut setengah jadi. “Sambil kami mengedukasi petani rumput laut agar memiliki kapasitas untuk meningkatkan nilai jual komoditasnya,” pungkas Anas. (humas)

Kota Bandung Jauh-Jauh Kunjungi Banyuwangi, Khusus Belajar Sidat

Kekayaan sumber daya alam berupa ikan, khususnya sidat yang dimiliki Banyuwangi mengundang ketertarikan Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung untuk belajar lebih jauh tentang teknik budidaya ikan dari kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini.

Didampingi Kepala Seksi Teknik Produksi dan Pembenihan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Kabupaten Banyuwangi, Yulinanti Pilumami, rombongan  berkunjung ke PT Iroha Sidat Banyuwangi yang terletak di Kecamatan Kalipuro. Di perusahaan ini selain mereka berdiskusi tentang pengolahan sidat, mereka juga sempat merasakan daging olahan sidat yang lembut dan terkenal  lezat itu.
Mengapa sidat yang mereka sasar? Kepala Seksi Perikanan Budidaya Kota Bandung, Yudha S. mengatakan,  pihaknya banyak mendengar bahwa sidat Banyuwangi menjadi primadona di Jepang. “Karena itulah kami datang kemari untuk mencari tahu kemungkinan  untuk mengembangkan ikan kaya gizi ini di tempat kami,” kata Yudha.
Untuk diketahui, tahun 2014, produksi sidat Banyuwangi mencapai 147 ton pertahun, meningkat dari tahun 2013 yang 106 ton. Salah satu perusahaan yang sukses membudidayakan sidat di Banyuwangi adalah PT Iroha Sidat Indonesia.
Perusahaan yang berlokasi di utara kota Banyuwangi ini setiap tahun mampu mengekspor 120 ton sidat ke Jepang.  Dikatakan Humas PT Iroha Sidat, Dayat,  budidaya Unagi ini dilakukan pada lahan seluas  47 hektar yang meliputi Banyuwangi dan Situbondo. "Ini murni hasil budi daya kami sendiri. Kami mengekspornya dalam bentuk fillet," ujarnya.
Bisnis makanan kegemaran warga Jepang ini, tambah Dayat, sangat prospektif. Permintaan sidat dari luar negeri sangat banyak. Bukan hanya Jepang, namun permintaan sudah merambah ke Korea bahkan Arab.Bahkan  kelompok ternak sidat pun bisa memanen sidat 20-80 ton/bulan, dengan harga jual mencapai Rp 220 ribu per kilogram.
“Tingginya permintaan belut berkuping dua dari luar negeri karena kualitas sidat disini sangat bagus. Selain karena pengaruh kualitas airnya, juga jenis sidat yang berkembang di sepanjang Pulau Jawa merupakan sidat unggulan. Seperti sidat bicolor dan marmorata,” terangnya sambil mengajak rombongan berkunjung ke pembudidaya sidat binaan PT Iroha Sidat.
Tak hanya belajar soal sidat, rombongan pun juga diajak mengetahui lebih jauh potensi Banyuwangi lainnya. Salah satunya mengunjungi Desa Tapanrejo, Muncar yang terkenal dengan perikanan budidayanya. Disini mereka juga melakukan penebaran 60 ekor bibit ikan nila, tawes, tombro, dan patin dengan melibatkan para siswa SD setempat. (Humas)

Green Recycle Fashion Week - Banyuwangi Festival 2016,Mulai Pkl 14.00

Green Recycle Fashion Week atau Peragaan Busana Daur Ulang.
Ajang promosi wisata Banyuwangi Festival 2016 yang bakal berlangsung mulai Maret hingga Desember 2016, diawali dengan perhelatan parade dari bahan daur ulang, yang bakal digelar 20 Maret 2016 mendatang di Pantai Boom, dengan mengusung tema besar.
“Festival ini kembali kita suguhkan karena memang unik dan berbeda. Tidak hanya fashion mainstream yang kita tampilkan, tapi pemilihan bahan recycle juga kita wajibkan sebagai upaya menggugah kepedulian pada lingkungan.
Plastik menjadi tema utama dalam acara ini, masyarakat Banyuwangi ingin menunjukkan bahwa sampah juga bisa disulap jadi produk baru yang bernilai seni dan ekonomi. Dikemas dalam even fashion agar masyarakat khususnya anak muda lebih tertarik untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kreasi daur ulang.
Acara ini sengaja dibikin beda, selain menyuguhkan hiburan, ini juga sebagai sarana menggaungkan recycling life style. Bahkan, pada peragaan busana daur ulang yang sudah digelar dua kali sejak tahun lalu ini, para wisatawan dan masyarakat yang datang juga diajak untuk meminimalisasi produksi sampah. Ini sebagai edukasi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah di Banyuwangi.
Green Recycle Fashion Week akan diikuti oleh ratusan peserta, mulai dari pelajar TK, mahasiswa, hingga kalangan umum. Mereka akan beradu kreativitas mendesain pakaian hasil daur ulang dari bahan sampah plastik, lalu menampilkannya di amphitheatre yg terletak tepat di bibir Pantai Boom. "Proporsinya 70 persen berbahan plastik dan 30 persen bahan daur ulang yg lainnya.

Peragaan Busana Daur Ulang Awali Banyuwangi Festival 2016

Ajang promosi wisata Banyuwangi Festival 2016 yang bakal berlangsung mulai Maret sampai Desember 2016 diawali dengan perhelatan . Parade  dari bahan daur ulang tersebut bakal digelar 20 Maret mendatang di Pantai Boom dengan mengusung tema besar.

“Festival ini kembali kita suguhkan karena memang unik dan berbeda. Tidak hanya fashion mainstream yang kita tampilkan, tapi pemilihan bahan recycle juga kita wajibkan sebagai upaya menggugah kepedulian pada lingkungan. Plastik menjadi tema utama seiring dengan keinginan kita semua untuk terus mengurangi sampah plastik,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Selama ini, banyak masyarakat yang belum memahami cara memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang, seperti kertas atau plastik. Padahal dengan sedikit sentuhan kreativitas,  sampah bisa menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Arief Setiawan menambahkan, lewat ajang tersebut, pihaknya bersama-sama masyarakat dan wisatawan ingin menunjukkan bahwa sampah juga bisa disulap jadi produk baru yang bernilai seni dan ekonomi. ”Kita kemas dalam even fashion agar masyarakat khususnya anak muda lebih tertarik untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kreasi daur ulang,” ujar Arief.
Dia menjelaskan, peragaan busana dari bahan daur ulang yang digagas Pemkab Banyuwangi ini berbeda dan jauh lebih ramah lingkungan dari acara serupa di tempat lain.
“Acara ini kita bikin beda, selain menyuguhkan hiburan, ini juga sebagai sarana kami menggaungkan recycling life style. Bahkan, pada peragaan busana daur ulang yang sudah kita gelar dua kali sejak tahun lalu ini, para wisatawan dan masyarakat yang datang juga diajak untuk meminimalisasi produksi sampah. Ini sebagai edukasi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah,” kata Arief.

Ajang ini, lanjut dia, akan diikuti oleh ratusan peserta, mulai dari pelajar TK, mahasiswa, hingga kalangan umum. Mereka akan beradu kreativitas mendesain pakaian hasil daur ulang dari bahan sampah plastik, lalu menampilkannya di amphitheatre yang terletak tepat di bibir Pantai Boom. "Proporsinya 70 persen berbahan plastik dan 30 persen bahan lain yang harus tetap merupakan bahan daur ulang," ujar Arief.
Selain dari sisi peserta, tempat penyelenggaraan acara juga akan disulap menjadi catwalk megah yang unik. Panggung catwalk akan dihiasi dengan pernak-pernik yang mayoritas terbuat dari bahan-bahan daur ulang plastik.
Kursi undangan para penonton juga akan terbuat dari ban bekas yang disulap menjadi tempat duduk cantik. “Kita akan tunjukkan bahwa sampah bisa menjadi aksesoris yang menarik bila kita mempunyai niat untuk memanfaatkannya," jelas Arief.
Kreasi seperti ban bekas yang bisa dijadikan tempat duduk itu juga bakal diperkenalkan untuk diproduksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di Banyuwangi. Sehingga, ketika wisatawan dan masyarakat luas melihat hasilnya saat peragaan busana itu berlangsung, mereka bisa membelinya di UMKM yang memproduksinya. ”Acara ini sekaligus untuk semakin mempromosikan Pantai Boom, destinasi wisata pantai yang dalam dua atau tiga tahun mendatang bakal dilengkapi dermaga kapal pesiar. Dermaga itu saat ini dalam proses pembangunan,” pungkas Arief. (Humas)

Jumat, 11 Maret 2016

Alasan Bupati Anas Genjot Wisata di Banyuwangi

Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Banyuwangi memacu pengembangan sektor pariwisata. Sektor ini dinilai bisa ikut menjadi pengungkit berbagai sektor di masyarakat, mulai dari ekonomi sampai pendidikan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pariwisata dikembangkan karena efektif dalam menggerakkan ekonomi. ”Bulan ini promosi dan bikin event, bulan depan sudah ada wisatawan yang berkunjung. Otomatis kalau berkunjung pasti keluarkan uang di Banyuwangi, mulai penginapan, makan, transportasi, oleh-oleh, dan sebagainya,” ujar Anas.
Sektor pariwisata digenjot karena terbukti ikut mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi bisa menembus Rp 38 juta. Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.
”Sektor wisata juga menjadi pengungkit sektor lain seperti infrastruktur. Tahun ini target pembangunan dan perbaikan jalan kami sepanjang 800 kilometer. Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Di beberapa destinasi wisata, tahun ini kami bangun dan perbaiki aksesnya seperti di Pantai Bangsring,” ujarnya.
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.
Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan makan-minum yang berkaitan dengan hotel dan bisnis kuliner meningkat sekitar 80 persen dari Rp 666 miliar (2010) menjadi Rp 1,19 triliun (2014). Total PDRB melonjak dari Rp 32,46 triliun menjadi Rp 53,37 triliun.
”Indikator ekonomi menunjukkan tren membaik. Gini ratio atau indikator kesenjangan di Banyuwangi sudah turun menjadi 0,29; semakin mendekati 0 semakin baik, sudah lebih baik dari rata-rata nasional maupun provinsi. Tapi tentu masih ada problem yang harus terus diperbaiki. Kami berharap sektor pariwisata melalui Banyuwangi Festival menjadi pengungkit bagi perbaikan di berbagai sektor,” kata Anas.
Contoh lain, lanjut Anas, adalah pengembangan SDM yang dijalankan mengiringi geliat pariwisata. Misalnya, Banyuwangi menggelar kursus bahasa asing gratis bagi warga di seluruh desa. Sukses berjalan tahun lalu, kursus itu bakal kembali digelar tahun ini. Demikian pula pendidikan formal di mana tahun ini mulai dibangun SMKN 2 Tegalsari dengan jurusan pariwisata dan batik. SMK baru ini hadir melengkapi SMK yang telah ada seperti SMKN 1 yang punya jurusan akomodasi perhotelan. ”Anak-anak SMKN 1 itu yang kini banyak membantu pengelolaan hotel-hotel di Banyuwangi. Ini bagian dari pengembangan SDM seiring dengan peningkatan sektor wisata,” kata Anas. (humas)

Yang Baru di Banyuwangi Festival, dari Pesona Bawah Laut sampai Festival Pasar Ikan

Ajang wisata Banyuwangi Festival kembali digelar mulai Maret sampai Desember 2016. Tahun ini, terdapat 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI
Terdapat sejumlah atraksi wisata anyar yang menghiasi Banyuwangi Festival 2016. Di antaranya Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival  (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
Adapun event anyar yang berbasis budaya antara lain tradisi arung kanal, Festival Lagu Using, tradisi Puter Kayun, dan Petik Laut Muncar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, event anyar disajikan untuk semakin memperpanjang siklus destinasi yang akan menambah jumlah dan lama kunjungan wisatawan. Wisatawan yang melihat event wisata budaya bisa didorong mengunjungi berbagai destinasi alam yang ada, sehingga lama kunjungan pun meningkat. Otomatis, uang yang dibelanjakan di Banyuwangi juga bertambah. ”Sekaligus kami ingin mengenalkan betapa beragamnya potensi Banyuwangi,” ujarnya.
Event anyar seperti Underwater Festival juga diperkenalkan untuk mempromosikan kekayaan bawah laut yang bisa menjadi destinasi snorkeling maupun diving favorit seperti di Pantai Bangsring, Pulau Tabuhan, dan Teluk Banyu Biru.
”Underwater Festival ini juga edukasi bagi publik. Akan kami tunjukkan bagaimana masyarakat di Pantai Bangsring melakukan konservasi, berinisiatif menanam dan melestarikan terumbu karang di sana, hingga bagaimana ide cemerlang mereka kini bisa menjadi sebuah destinasi wisata baru. Masyarakat di sana patut diapresiasi dan didukung,” ujar Anas.
Event baru lain Banyuwangi Fish Market Festival (15 Oktober) yang akan digelar di Pantai Muncar, dimaksudkan untuk mengeksplorasi potensi perikanan Banyuwangi. Event ini akan digelar sehari sebelum pelaksanaan tradisi Petik Laut Muncar.
”Jadi kami bikin event yang bisa semakin menaikkan pamor komoditas perikanan laut. Lewat festival ini, misalnya, kami ajak wisatawan untuk mengenal berbagai jenis ikan yang ada. Kami juga akan tunjukkan berbagai olahan hingga produk jadi perikanan, termasuk produk perikanan Banyuwangi yang diekspor,” jelas Anas.
Produksi perikanan tangkap di Banyuwangi mencapai 60,46 juta kilogram pada 2014. Adapun perikanan budidaya mencapai 24,12 juta kilogram. Total nilai perdagangan untuk perikanan tangkap mencapai Rp 1,01 triliun. Adapun perikanan budidaya sebesar Rp 844,89 miliar.
Selain itu, tambah Anas, ada Festival Pelayanan Publik yang digelar untuk mengenalkan berbagai pelayanan publik terbaru. ”Masyarakat akan kami turutkan untuk menciptakan pelayanan yang transparan dan akuntabel. Festival in, juga menjadi wadah kami menampung semua masukan publik akan pelayanan pemerintah daerah,” ujar Anas. (humas)

Konsisten Angkat Budaya Lokal, Banyuwangi Festival 2016 Diluncurkan

Ajang wisata sejuta pesona Banyuwangi Festival kembali digelar. Tahun ini, kalender wisata tahunan yang sudah digelar sejak 2012 itu menampilkan berbagai potensi Banyuwangi, mulai kekayaan seni dan budaya, event olahraga dan pariwisata, sampai kearifan lokal melalui sebuah festival yang unik dan kreatif.

Puluhan event akan dihelat sepanjang 2016. Agenda tahunan berskala besar seperti International Tour de Banyuwangi Ijen (11-14 Mei), Banyuwangi Batik Festival (9 Oktober), Jazz Pantai (27 Agustus), Festival Gandrung Sewu (17 September), dan Banyuwangi Ethno Carnival (12 November), akan dilengkapi sejumlah event baru yang lebih semarak.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi Festival digelar untuk mempromosikan pariwisata sekaligus memaksimalkan potensi daerah. ”Kami angkat belasan tradisi lokal. Selain untuk menjaga keberlanjutannya, ini adalah ikhtiar untuk mengenalkan kebudayaan lokal kepada publik global. Kami ingin memberikan apa yang disebut dengan ”Banyuwangi Experience”, yang tak akan bisa dijumpai di daerah lain,” kata Anas.
Tahun ini, terdapat 53 event di Banyuwangi Festival. Penyelenggaranya pun makin lengkap karena ada event yang dihelat langsung oleh dunia usaha, dan pemerintah pusat.
”Bertambahnya jadwal ini karena kami memasukkan tradisi dan budaya yang sudah mengakar. Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan, sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival. Seperti tradisi arung kanal di kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan. Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas,” ujar Anas. Using adalah suku masyarakat asli Banyuwangi.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi yang akan difestivalkan tahun ini antara lain Barong Ider Bumi, Tari Seblang, Tumpeng Sewu, Kebo-keboan, hingga tradisi lomba tahunan perahu layar.  ”Kami juga menggelar Festival Padi dan Banyuwangi Fish Market Festival untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan beras organik dan beras merah organik. Juga ada Agro Expo yang kami gelar saat durian merah ramai dipanen April nanti,” ujar Anas.
Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menambahkan, tahun ini juga digelar banyak event musik. Mulai dari jazz hingga musik khas Banyuwangi dalam Festival Lagu Using. Akan ada pula Ijen Summer Jazz yang digelar tiga kali dalam setahun. Acara ini sepenuhnya dihelat Java Banana, dunia usaha yang bergerak di bidang resor. ”Mulai muncul inisiatif dunia usaha untuk ikut berpartisipasi mempromosikan daerah. Ini tren dan iklim yang bagus,” kata Yusuf.
Bahkan, lanjut Yusuf, Banyuwangi juga akan menjadi tuan rumah Swarna Fest, event fashion yang digagas Kementrian Perindustrian yang mengkampanyekan penggunan warna alam pada bahan tekstil dan kerajian tangan. "Mereka akan menggelarnya beriringan dengan pelaksanaan Banyuwangi Batik Festival," jelas Yusuf.
Dari sisi sport tourism, ada International Tour de Banyuwangi Ijen, Festival Arung Jeram, Kite and Wind Surfing Competition, International Run, dan Banyuwangi International BMX
Selain itu, juga akan ada kembali Festival Toilet Bersih, Festival Sedekah Oksigen, dan Festival Sungai Bersih. ”Tak lupa ada Festival Kuliner. Tahun ini mengangkat sego cawuk setelah tahun sebelumnya ada rujak soto dan nasi tempong. Kuliner kami angkat agar makin dikenal dan depot-depot laris dikunjungi saat wisatawan datang ke Banyuwangi,” kata Yusuf. (humas)

Bangun Infrastruktur Sumberdaya Air untuk Pertanian, Banyuwangi Alokasikan Rp 176 Miliar

Mendukung sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomiannya, Pemkab Banyuwangi menganggarkan infrastruktur fisik pendukungnya senilai Rp 176 miliar pada 2016. Anggaran itu diperuntukkan membangun 13 embung, 137 kilometer irigasi, tujuh bendung, hingga (tempat penampungan air) di sungai.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan, tahun ini pihaknya membangun 13 embung di daerah yang berpotensi kekurangan air. Embung ini berfungsi menampung kelebihan air saat musim hujan, di mana air yang tertampung akan digunakan sebagai sumber irigasi pertanian warga setempat.
”Dengan embung-embung ini, daerah yang potensi rawan kekurangan air akan tetap bisa melakukan aktivitas pertanian saat musim kemarau. Lokasinya antara lain di Kecamatan Kalipuro, Songgon, Kalibaru dan Tegaldlimo yang sering kesulitan air saat musim hujan selesai,” kata Guntur.
Selain embung, lanjut Guntur, juga akan dibangun tujuh bendung. Tujuannya untuk menaikkan debit air sungai agar bisa dialirkan ke daerah irigasi. ”Bendung ini akan dibangun di sungai-sungai besar yang tersebar di seluruh Banyuwangi, yaitu di Kecamatan Pesanggaran, Purwoharjo, Tegaldlimo, Srono, Siliragung, dan Kabat,” imbuh dia.
Adapun untuk saluran irigasi, lanjut dia, Pemkab Banyuwangi akan membangunnya sepanjang 137 kilometer. Rinciannya 120 Km saluran irigasi tersier; 5 Km saluran irigasi sekunder dan 12 kilometer saluran irigasi primer. ”Sejak 2010, telah dilakukan pembangunan dan revitalisasi irigasi di Banyuwangi sepanjang lebih dar 1.000 kilometer jaringan,” kata dia.
Tak hanya itu, untuk menjaga ketersediaan air tetap melimpah saat musim kemarau, tahun ini Pemkab Banyuwangi juga akan membangun long storage (tampungan air yang panjang di sungai-sungai). ”Ini adalah solusi untuk menahan limpahan air sungai agar tak langsung terbuang ke laut. Sehingga ketika musim hujan sungai tidak kering, sekaligus bisa digunakan untuk budidaya perikanan air tawar. Kami akan memulai pembangunannya dari daerah hulu, seperti Kecamatan Licin dan Songgon,” ujar Guntur.
Guntur berharap pada tahun ini produktivitas pertanian bisa meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur fisik yang mendukung sektor ini. ”Apalagi Waduk Bajul Mati sudah beroperasi yang bisa mengairi lahan persawahan di Kecamatan Wongsorejo hingga 1.400 hektare. Ini tentunya sangat menunjang ketersediaan air untuk pertanian," pungkas Guntur. (Humas)

Kemenperin Pilih Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Festival Busana Berpewarna Alam

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memilih Kabupaten Banyuwangi menjadi tuan rumah event nasional, Swarna Fest 2016, yang bakal digelar pada 10-11 Oktober mendatang. Swarna Fest adalah sebuah event fashion yang mengangkat pemanfaatan bahan baku yang ramah lingkungan untuk industri tekstil dan kerajinan tangan. Swarna Fest memadukan antara workshop peningkatan kualitas industri tekstil dan kerajinan, pameran, dan fashion show.

"Swarna Fest digelar untuk melestarikan kekayaan adat dan kearifan lokal untuk menggunakan serat dan warna alam dari potensi yang ada di sekeliling kita. Kami ingin beritahukan ke dunia bahwa industri kreatif Indonesia masih banyak yang menggunakan pewarna alam,” ujar Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah dalam pertemuan dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Tema besar yang akan diusung adalah ”ethical fashion”, sebuah fashion yang beretika pada alam, budaya, dan perajinnya. Etika pada alam karena kita memanfaatkan potensi alam di sekeliling yang ramah lingkungan, bukan pewarna buatan. Etika pada budaya karena kita menghormati kearifan lokal,” ujar Saedah.
Dalam Swarna Fest, perajinnya pun turut diperkenalkan. ”Mereka bukan lagi orang yang sekadar di balik layar, tapi kami kenalkan langsung ke buyer. Sehingga, mereka bisa tahu dan paham bagaimana karyanya dihargai konsumen,” imbuh Saedah.
Banyuwangi dipilih oleh Kemenperin karena memiliki potensi cukup besar, mulai dari potensi bahan alamnya hingga para perajinnya. Komitmen pemerintah daerah dalam mempromosikan batik lokal juga menjadi pertimbangan. ”UMKM-UMKM batik Banyuwangi mulai muncul karena ada Banyuwangi Batik Festival. Meski belum ideal, kami sangat mengapresiasi gairah yang ada, sehingga Swarna Fest sengaja kami gelar di Banyuwangi,” ujar Euis.
Bupati Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas dipilihnya Banyuwangi sebagai tuan rumah Swarna Fest. Dia berharap, penyelenggaraan Swarna Fest bisa semakin menggairahkan UMKM batik yang ada di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.
”Apalagi, berkaitan dengan Swarna Fest, Kemenperin mulai melatih komunitas-komunitas perajin batik Banyuwangi. Ada dua keuntungan sekaligus. Pertama, kemampuan perajin meningkat. Kedua, pasar semakin terbuka saat digelarnya Swarna Fest nanti pada bulan Oktober,” kata Anas.
Banyuwangi sendiri telah memiliki sejumlah event yang mengusung tema batik dan konsep busana berkelanjutan. Mulai dari Banyuwangi Batik Festival yang mengangkat karya para perajin, dan Green dan Recycle Fashion Week yang menampilkan karya-karya artistik dari bahan daur ulang.
Desainer Merdi Sihombing yang terlibat dalam Swarna Fest menambahkan, event ini untuk mengampanyekan penggunaan serat dan pewarna pakaian yang alami sebagai bagian dari ethnical fashion.
”Kegiatan ini merupakan bagian dari trend dunia yang mengusung ethnical fashion. Produk pakaiannya harus suistanable (berkelanjutan) yaitu dengan penggunaan serat dan pewarna alami,” kata Merdi. (Humas)

Bupati Anas Gelar Doa Bersama Jelang Banyuwangi Festival

Menjelang peluncuran Banyuwangi Festival 2016 (B-Fest), Bupati Abdullah Azwar Anas menggelar doa bersama di pendopo kabupaten, Kamis (9/3). Doa ini dimaksudkan agar event tahunan ini bisa lebih berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi melalui sektor pariwisata. Doa bersama diawali dengan salawatan bersama.

Anas mengatakan, digelarnya festival tahunan ini tak lain untuk mempromosikan Banyuwangi, yang pada ujungnya adalah agar bisa membawa manfaat bagi masyarakat Banyuwangi, khususnya di bidang ekonomi.
”Banyuwangi Festival merupakan salah satu ikhtiar pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Makanya, kami merasa perlu bermunajat kepada-Nya agar event sepanjang tahun ini bisa berjalan lancar. Dan yang penting, masyarakat bisa memperoleh manfaat ekonomi dari banyaknya event dan wisatawan yang hadir ke Banyuwangi,” kata Anas.
Banyuwangi Festival 2016 terdiri atas 58 event dan bakal dimulai pada bulan Maret 2016. Selain event lama, seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI), Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Batik Festival, dan Jazz Pantai, pada tahun ini ada 20 event baru, di antaranya Festival Arung Kanal, Festival Perahu Layar, Underwater Festival, Festival Tubing Sungai Badeng, Festival Tanam Padi, Festival Perikanan, dan sebagainya.
Event Banyuwangi Festival tahun ini lebih banyak dari tahun lalu yang hanya 38 event. Budaya dan tradisi rakyat Banyuwangi ternyata masih melimpah-ruah. Ini terus kami angkat dan kami beri panggung agar terus lestari dan berkelanjutan,” ujar Anas.
Anas mengatakan, sektor pariwisata digenjot karena terbukti ikut mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi bisa menembus Rp 38 juta. Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).
Jumlah wisatawan mancenagara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata. (Humas)

Launching ,Banyuwangi Festival 2016 resmi dimulai dng Karnaval IN BOX

Banyuwangi Festival 2016 resmi dimulai. Event wisata tahunan ini di-launching langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo kabupaten, Jumat (11/3). Launching ini dihadiri seluruh event organizer yang semuanya adalah pegawai Pemkab Banyuwangi.
 
VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Peluncuran Banyuwangi Festival (B-fest) 2016 kali ini cukup istimewa karena dihadiri seluruh penanggung jawab event, yang kesemuanya adalah kepala SKPD Pemkab Banyuwangi. Mulai kepala badan, dinas, kantor, hingga camat.
“Launching ini berbeda dengan launching di daerah lain. Karena disini pelaksana kegiatan bukanlah event organizer (EO) melainkan para satker langsung, maka saat kami rilis B-Fest 2016, semua ka SKPD datang. Mereka ini lah EO-nya,” ujar Bupati Anas.
Banyuwangi Festival merupakan agennda wisata tahunan yang digagas pemkab Banyuwangi. Para penggerak event ini hampir sebagian besar PNS pemkab. “Awalnya dulu dihelat, beberapa event sempat ditangani oleh EO, lalu di sini terjadi transfer knowledge. Setelah setahun berjalan, semua event langsung di-handle oleh PNS yang ada di sini. Ini akan menjadi gawe keroyokan pemerintah daerah sebagai upaya menggerakkan perekonomian rakyat,” kata Anas.
Dikatakan Bupati Anas, B-fest tahun ini dimulai Maret sampai Desember 2016. Ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival. Agenda tahunan berskala besar seperti International Tour de Banyuwangi Ijen (11-14 Mei), Banyuwangi Batik Festival (9 Oktober), Jazz Pantai (27 Agustus), Festival Gandrung Sewu (17 September), dan Banyuwangi Ethno Carnival (12 November), akan dilengkapi sejumlah event baru yang lebih semarak.
Sejumlah atraksi wisata anyar seperti Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival  (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
 “Bertambahnya jadwal ini karena kami memasukkan tradisi dan budaya yang sudah mengakar. Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan, sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival. Seperti tradisi arung kanal di kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan. Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas,” ujar Anas. Using adalah suku masyarakat asli Banyuwangi.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi yang akan difestivalkan tahun ini antara lain Barong Ider Bumi, Tari Seblang, Tumpeng Sewu, Kebo-keboan, hingga tradisi lomba tahunan perahu layar.
”Kami juga menggelar Festival Padi dan Banyuwangi Fish Market Festival untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan beras organik dan beras merah organik. Juga ada Agro Expo yang kami gelar saat durian merah ramai dipanen April nanti,” ujar Anas. (humas)

Rabu, 09 Maret 2016

Ogoh Ogoh 2016 Banyuwangi Java ,Saka 1938

Jelang hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1938, beberapa pura yang ada di Banyuwangi Jawa Timur mulai menyiapkan ogoh-ogoh.
Disejumlah pura yang ada di Banyuwangi, ogoh - ogoh yang dibuat, sudah hampir jadi ,dan sebagian besar menyerupai raksasa sebagai representasi bhuta kala atau angkara murka.

Salah satu Umat Hindu yang berada didesa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Budi, (8/3/2016) mengaku, ogoh - ogoh yang dibuat didesanya sudah hampir jadi, dan menghabiskan dana sekitar lima juta rupiah, yang diperoleh dari iuran umat hindu yang ada diwilayah setempat.
VIDEO Prwhrjo =https://www.youtube.com/watch?v=RJVgoDZxjms
Video Smber Sewu = https://www.youtube.com/watch?v=zYpIWPPcF38

 "Dana yang terkumpul hasil iuran umat mencapai 5 juta, dan dana itu kita buatkan ogoh - ogoh seperti ini," ungkap Budi,(8/3/2016)

Budi menambahkan menambahkan pawai ogoh - ogoh tersebut digelar sebagai ritual untuk menetralisir sifat negatif manusia dan alam menjelang datangnya tahun baru Saka 1938.


"PDwai ogoh - ogoh dan kemudian membakarnya merupakan simbul peleburan sifat negatif, sebelum umat Hindu melakukan tapabrata Nyepi," tambah Budi.

Ogoh - ogoh tersebut akan diarak keliling didesa pada Selasa malam (8/3/2016), dan pawai ogoh - ogoh yang paling besar dan meriah akan di gelar di Pura Agung Blambangan Kecamatan Muncar, Banyuwangi, karena Pura tersebut merupakan Pura terbesar di Banyuwangi.

Bupati Anas Dorong KNKT Juga Sosialisasikan Hasilnya di Banyuwangi

Proses penyelidikan tenggelamnya KMP Rafellia II pada Jumat kemarin (4/3), terus dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan Tim KNKT yang dipimpin oleh Kapten Aldrian Dalimonte menyempatkan diri untuk menyampaikan perkembangan hasil penyelidikan ke Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (8/3).

Seusai pertemuan di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Aldrian mengungkapkan fokus penyelidikannya tidak semata pada materi kapal namun juga meliputi persoalan administratif. "Penyelidikannya tidak hanya pada lokasi kapal dan materinya, tapi pada administrasi dan pihak-pihak yang terkait juga diselidiki. Masih terus kami lakukan," ungkap Aldrian.
Sementara itu, Bupati Anas mendorong KNKT ke depannya untuk mensosialisasikan hasil penyelidikannya di Banyuwangi. "Biasanya KNKT cukup konferensi pers di Jakarta, sehingga hasilnya tidak tersosialisasi secara maksimal kepada para pelaku transportasi," paparnya.
Oleh karena itu pemerintah daerah Banyuwangi, nantinya, siap memfasilitasi pertemuan KNKT dengan semua pihak yang terlibat dalam proses transportasi laut di Banyuwangi yang menghubungkan dengan Pulau Bali tersebut. "Kalau hasilnya sudah ada, kita akan kumpulkan semua komponen yang terkait dengan kapal untuk mendapatkan sosialisasi dan rekomendasi dari KNKT. Sehingga bisa mereka kedepannya melaksanakan rekomendasi itu, untuk penengkitan keamanan transportasi," paparnya.
Selain itu, Anas juga mengharap untuk segera dilakukan pengangkatan terhadap bangkai kapal dan kendaraan dari dasar laut. "Kita mengharap kapal dan kendaraan yang tenggelam bisa segera diangkat agar tidak mencemari laut Banyuwangi," harapnya. (Humas)