Jumat, 18 Maret 2016

Kota Bandung Jauh-Jauh Kunjungi Banyuwangi, Khusus Belajar Sidat

Kekayaan sumber daya alam berupa ikan, khususnya sidat yang dimiliki Banyuwangi mengundang ketertarikan Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung untuk belajar lebih jauh tentang teknik budidaya ikan dari kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini.

Didampingi Kepala Seksi Teknik Produksi dan Pembenihan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Kabupaten Banyuwangi, Yulinanti Pilumami, rombongan  berkunjung ke PT Iroha Sidat Banyuwangi yang terletak di Kecamatan Kalipuro. Di perusahaan ini selain mereka berdiskusi tentang pengolahan sidat, mereka juga sempat merasakan daging olahan sidat yang lembut dan terkenal  lezat itu.
Mengapa sidat yang mereka sasar? Kepala Seksi Perikanan Budidaya Kota Bandung, Yudha S. mengatakan,  pihaknya banyak mendengar bahwa sidat Banyuwangi menjadi primadona di Jepang. “Karena itulah kami datang kemari untuk mencari tahu kemungkinan  untuk mengembangkan ikan kaya gizi ini di tempat kami,” kata Yudha.
Untuk diketahui, tahun 2014, produksi sidat Banyuwangi mencapai 147 ton pertahun, meningkat dari tahun 2013 yang 106 ton. Salah satu perusahaan yang sukses membudidayakan sidat di Banyuwangi adalah PT Iroha Sidat Indonesia.
Perusahaan yang berlokasi di utara kota Banyuwangi ini setiap tahun mampu mengekspor 120 ton sidat ke Jepang.  Dikatakan Humas PT Iroha Sidat, Dayat,  budidaya Unagi ini dilakukan pada lahan seluas  47 hektar yang meliputi Banyuwangi dan Situbondo. "Ini murni hasil budi daya kami sendiri. Kami mengekspornya dalam bentuk fillet," ujarnya.
Bisnis makanan kegemaran warga Jepang ini, tambah Dayat, sangat prospektif. Permintaan sidat dari luar negeri sangat banyak. Bukan hanya Jepang, namun permintaan sudah merambah ke Korea bahkan Arab.Bahkan  kelompok ternak sidat pun bisa memanen sidat 20-80 ton/bulan, dengan harga jual mencapai Rp 220 ribu per kilogram.
“Tingginya permintaan belut berkuping dua dari luar negeri karena kualitas sidat disini sangat bagus. Selain karena pengaruh kualitas airnya, juga jenis sidat yang berkembang di sepanjang Pulau Jawa merupakan sidat unggulan. Seperti sidat bicolor dan marmorata,” terangnya sambil mengajak rombongan berkunjung ke pembudidaya sidat binaan PT Iroha Sidat.
Tak hanya belajar soal sidat, rombongan pun juga diajak mengetahui lebih jauh potensi Banyuwangi lainnya. Salah satunya mengunjungi Desa Tapanrejo, Muncar yang terkenal dengan perikanan budidayanya. Disini mereka juga melakukan penebaran 60 ekor bibit ikan nila, tawes, tombro, dan patin dengan melibatkan para siswa SD setempat. (Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar