Senin, 21 Maret 2016

Lebih MAhir, Guide Banyuwangi Dilatih Agar Peroleh Sertifikat Legal

Banyuwangi terus mendorong kapasitas sumberdaya manusia (SDM) pariwisatanya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi meningkatkan kualitas SDM para pramuwisata dengan menggelar pelatihan yang dilakukan di Balai Desa Tamansari, Licin Banyuwangi mulai Senin (21/3) selama dua hari. 
Sebanyak 56 guide lokal dari Kecamatan Licin, Songgon, dan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dilatih menjadi pramuwisata khusus taman wisata alam (TWA) Gunung Ijen. Para guide itu tak hanya dibekali pengetahuan cara mengantar wisatawan mendaki Kawah Gunung Ijen, namun bagaimana etika menjadi seorang pemandu.
Mereka juga diajari cara berkomunikasi yang luwes dengan turis. Tatkala Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas secara tidak sengaja berkunjung ke sana, salah seorang guide langsung menyapa Bupati Anas dengan Bahasa Prancis layaknya seorang turis.
"Bonjour. Mon nom est Robixs et je peux parler français . Merci, (selamat pagi, nama saya Robixs, dan saya bisa berbahasa Prancis sedikit-sedikit. Terimakasih)," kata Robixs.
Rofik "Robixs" adalah salah satu guide di TWA Ijen. Profesi guide dilakoninya sejak 2010. Kemahirannya dalam berbahasa Prancis diperoleh secara otodidak, karena terbiasa memandu turis Prancis, yang memang mendominasi turis asing yang berkunjung ke Kawah Ijen. 
Robixs pun menjadikan guide sebagai profesi utamanya. Meski tidak setiap hari dia mendapatkan pesanan jasa. "Biasanya Januari sampai Maret gini sepi, paling 3 hari sekali baru ada permintaan. Kalau pas musimnya, setiap hari saya dapat order dari 3 travel yang jadi langganan saya," ujar pria asal Desa Tamansari, Licin ini.
Para guide yang memperoleh pembekalan dari DPD Himpunan Pramuwisata ini juga dilatih berkomunikasi Bahasa Inggris. Mereka pun langsung mempraktekkan dengan sesama teman tanpa rasa canggung. "Can you explain to me about Ijen?" "Ijen is volcano with  two thousand and four hundred.  You can see blue fire at night"
Melihat para guide itu berinteraksi dalam bahasa asing, Bupati Anas mengaku sangat senang dan bangga.  Karena para guide Gunung Ijen ini rata-rata awalnya berprofesi sebagai penambang belerang. Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke Ijen, maka banyak para penambang belerang yang dulunya hanya mengandalkan kekuatan fisik, kini memiliki ketrampian lebih untuk pendapatannya sehari-hari,
"Ini adalah salah satu upaya kami menciptakan SDM yang berkualitas ke depan. Mereka dilatih agar lebih mahir, dan juga mendapatkan sertifikasi guide. Ini tentunya juga membuat wisatawan lebih nyaman karena guidenya resmi," ujar Anas. (humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar