Jumat, 10 Juni 2016

Festival Hadrah 2016 Pelajar Dibuka, Diikuti 52 Grup Se-Jawa Bali

Festival yang digelar selama dua hari 10 – 11 Juni digelar di lapangan parkir Stadion Diponegoro dan dibuka Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono.
Dikatakan Sulihtiyono, festival hadrah pelajar ini untuk mewadahi krativitas pelajar yang bermusik dengan nuansa religi. Sekaligus sebagai sarana konsolidasi dan silahturahmi antar pelajar. Apalagi potensi bermusik hadrah di lingkungan pelajar saat ini mulai cukup besar.
Hari pertama event ini digelar cukup marak dengan menampilkan 30 grup penampil. Antusiasme penonton dan peserta hadrah festival cukup tinggi. Awal dibuka, panggung hadrah langsung diiisi dengan penampilan cantik para hadrah pelajar. Salah satunya hadrah SMK Alawiyah, Glagah.
Vokalis Hadrah Az- Zahroh ini, Nadilatul Uliya, mengaku cukup pede saat tampil di festival ini. Meski latihan tidak terlalu lama, tetapi keseriusan dalam latihan sangat memberinya bekal yang kuat untuk tampil.
Begitu halnya Lulu Atul Wahidah SY, pelajar kelas XII SMA Darul Hikmah, Gambiran, Banyuwangi. Vokalis hadrah Syifaul Qulbi, ini mengaku sangat senang bisa tampil disini. “Kami berlatih sendiri dengan ektra keras. Bersama delapan temannya, grup hadrah kami akhirnya pun lolos audisi. Ini sesuatu yang tidak kami duga,” ungkapnya.
“Mereka tadi memberikan  contoh dan sentuhan bermain hadrah yang berkualitas para pelajar. Tentunya ini akan memberikan pengalaman yang seru bagi mereka,” ujar Sulih.
Festival hadrah pelajar adalah bagian dari Festival Ramadhan yang merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival 2016. Festival Ramadhan tahun ini dibalut belasan event yang akan meramaikannya. Selain Hadrah Pelajar, juga akan digelar Tartil Al Quran 9 - 27 Juni, Festival Patrol 26 - 27 Juni, dan Banyuwangi Islamic Expo dari 8 - 18 Juni yang menampilkan 14 acara.

Beching sejak April 2016, Kapal Putri Sritanjung Tenggelam Disapu Ombak

Kapal LCT Putri Sritanjung I kandas di Pantai Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu malam (8/6). Tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Sebab, kapal dalam posisi tidak beroperasi sejak April 2016 lalu. 
Kapal Landing Craft Tank (LCT) Putri Sritanjung I merupakan aset milik pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang selama ini dikelola oleh PT. Pelayaran Banyuwangi Sejati (PBS). PT. PBS sendiri merupakan perusahaan swasta yang 90 persen sahamnya dimiliki oleh Pemkab Banyuwangi.
Direksi PT Pelayaran Banyuwangi Sejati (PBS), Wahyudi mengatakan saat insiden ini terjadi, posisi kapal sedang beching (landing/sandar) di lahan milik ASDP Ketapang, yaitu di sisi selatan Pelabuhan LCM Ketapang sejak April lalu.
"Posisi kapal ini sedang beching, dan sudah tidak beroperasi atau tengah diistirahatkan (out off date) karena regulasi sejak April lalu. Namun, karena posisinya yang tidak seimbang, antara air yang in dan out  maka kapal tenggelam ," kata Wahyudi di lokasi kejadian.
Posisi kapal yang tidak seimbang tersebut, kata Wahyudi menyebabkan  air yang masuk (in) lebih banyak dari pada yang keluar (out) saat air laut pasang maupun saat terkena terjangan ombak. "Air masuk melalui lubang-lubang yang ada di pinggir-pinggir kapal. Air masuk mulai dari ruang kemudi dan lain sebagainya cukupo banyak sedangkan yang keluar dari kapal hanya sedikit," terangnya.
Akibatnya, ekor kapal (buritan) tenggelam dan haluan (depan kapal) terangkat. Sehingga menyisahkan sebagian badan kapal yang berada di permukaan laut. "Kapal tidak bocor. Kalau memang bocor dari dulu pasti sudah tenggelam. Tapi ini memang karena faktor alam. Kondisi ombak cukup besar."
Disebutkannya, insiden ini terjadi sekitar pukul 20.30 WIB. Namun, sejak pagi ‎tadi, pihak PT PBS sebenarnya sudah stand by hingga Mahgrib. Air laut masuk sudah sejak pagi dan dilakukan upaya pengurasan hingga Mahgrib. "Sayangnya, sekitar pukul 20.30 WIB, terjadi insiden kapal tenggelam. Karena air yang masuk sudah terlalu besar,”
Selanjutnya, pihak PT. PBS melakukan penarikan kapal ke daratan. Targetnya malam ini upaya penarikan kapal selesai.

Kunjungi Korban Banjir Muncar, Bupati Azwar Anas Langsung Ajak Tahlilan

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjungi rumah duka Maisah (41) Dusun Krajan Desa Kedungringin, Muncar, Kamis (9/6). Tiba di lokasi, Azwar Anas langsung memimpin pembacaan tahlil mendoakan korban.

Maisah merupakan korban meninggal akibat banjir Muncar yang terjadi pada Rabu (8/6). Ibu dua orang anak tersebut meninggal lantaran tersengat listrik saat berusaha mematikan listrik ketika air mulai memasuki rumahnya.
Tiba di rumah duka, Azwar Anas langsung disambut oleh suami korban Robani Hidayat. "Pak Anas mohon doa untuk istri saya. Kemarin sudah dibawa ke Jember untuk dimakamkan," ujar Robani.
Usai berjabat tangan dengan suami korban, Azwar Anas spontan mengajak warga sekitar dan keluarga korban untuk mendoakan Maisah. Anas pun memimpin pembacaan tahlil.
Ia lalu berharap keluarga yang ditinggal tabah. "Semoga diberi jalan yang terbaik. Dan kita doakan bersama Ibu Maisah agar mendapat tempat yang terbaik," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Azwar Anas juga berjanji akan menjamin pendidikan dasar dua anak korban yang masih kecil. Selain itu, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga memberikan bantuan dua kursi roda untuk Robani dan anaknya yang menderita polio.
"Selain santunan, akan segera kami kirim bantuan kursi roda untuk suami dan anaknya," ujar Ketua Baznas Banyuwangi, Samsudin Adlawi yang turut hadir saat meninjau eks lokasi banjir.
Kepada warga Muncar, Azwar Anas juga meminta agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar. "Salah satu penyebab banjir adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan. Ini perlu diubah," ujar Anas.
Sekedar diketahui, empat dusun di Kecamatan Muncar Banyuwangi  tergenang banjir mulai Rabu dini hari dengan ketinggian rata-rata mencapai 80 cm. Empat dusun yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Blambangan tersebut tergenang akibat luapan air Sungai Blambangan yang dipicu hujan deras selama empat jam di wilayah tersebut.
Namun, Rabu siang air sudah surut. Warga pun pada hari ini (Kamis-red) terlihat sudah memulai aktivitas sehari-hari. Bahkan ada yang terlihat sudah memproduksi sale pisang memenuhi pesanan.

Wujudkan Keamanan, Banyuwangi Deklarasikan Anti Radikalisme

Bupati Azwar Anas juga menyambut baik deklarasi tersebut yang menyatakan dukungan berbagai elemen masyarakat untuk bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam menindak berbagai bentuk kejahatan di masyarakat.

"Kami juga senang, ada poin yang menyatakan untuk mendukung pemerintah dalam memberantas kejahatan di masyarakat. Ini sedang kami rancang bagaimana cara untuk mengatasi peredaran miras (minuman keras) di masyarakat sebagai upaya untuk menjaga keamanan," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kapolres Banyuwangi AKBP Budi Mulyanto. Polres yang baru beberapa pekan bertugas di Banyuwangi tersebut menyambut bahagia atas kekompakkan masyarakat Banyuwangi dalam menjaga keamanan dan ketertiban. "Sepengetahuan saya, deklarasi yang demikian ini baru pertama kali di Indonesia," ungkap Budi Mulyanto. "Ini merupakan sinergi yang baik dan akan semakin mempersempit ruang gerakan-gerakan maupun paham yang radikal," paparnya.
Ketua MUI Banyuwangi KH. Muhammad Yamin juga mendukung deklarasi bersama tersebut. Momentum bulan Ramadan, menurut Yamin, merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan kebersamaan dalam menjaga keamanan dari berbagai bentuk radikalisme dan gangguan.
"Indonesia ini bhineka tunggal ika, jadi sudah seharusnya bersatu dalam menjaga keamanan. Apalagi dalam bulan Ramadan, kesucian dan kekhusuyuan pelaksanaannya harus dijaga bersama-sama," tuturnya.
Sementara itu, berbagai elemen yang ikut menandatangi deklarasi tersebut di antaranya Bupati Banyuwangi, Kapolres Banyuwangi, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Robby Bulan, Danlanal Banyuwangi  Letkol Laut (P) Wahyu Indriawan, Kajari Banyuwangi Anak Agung Sayang Adyana, Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi H. Bakri.
Sedang dari ormas keagamaan terdiri dari Ketua MUI Banyuwangi KH. M. Yamin, Ketua PCNU Banyuwangi KH. Masykur Ali, Ketua PD Muhammadiyah Dr. Muhlis Lahudin, Ketua LDII Astro Junaidi, Ketua Walubi Eka Wahyu Hidayat, Wakil Ketua Hindu Parisada Dharma I Wayan Merta, Ketua BAMAG Pendeta Anang Sugeng, Tokoh Katolik Romo Aang Winarko, dan tokoh Konghuchu Indrana Tjahjono. (Humas)

Sabtu, 04 Juni 2016

Festival Ramadhan, Banyuwangi Ajak Ratusan Pelajar Jawa - Bali Mainkan musik Hadrah Tuk Sambut Puasa

Gelar Festival R Banyuwangi - Bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Jika ingin traveling sembari menikmati berbagai tradisi Islam masyarakat Banyuwangi, mampir saja ke Festival Ramadhan di Banyuwangi.

Festival Ramadhan yang akan digelar mulai 8 hingga 27 Juni 2016 nanti ini merupakan salah satu agenda Banyuwangi Festival 2016. Festival ini dibalut belasan event yang akan meramaikannya. Mulai dari Hadrah Pelajar  10 - 11 Juni, Tartil Al Quran 9 - 27 Juni, Festival Patrol 26 - 27 Juni, dan Banyuwangi Islamic Expo dari 8 - 18 Juni yang menampilkan 14 acara. Dikatakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas festival Ramadhan ini digelar agar warga Banyuwangi dan wisatawan dapat lebih mengenal tradisi masyarakat Banyuwangi saat Ramadhan, sekaligus meresapi kemuliaan Ramadhan.
"Festival Ramadhan ini kami gelar juga sebagai rasa syukur atas datangnya bulan yang penuh rahmat ini. Lewat festival ini disuguhkan sejumlah tradisi yang biasa dilakukan umat muslim Banyuwangi selama bulan puasa. Misalnya musik patrol yang biasa digelar warga usai sholat Taraweh hingga menjelang saur, ini kami festivalkan di sini," ujar Anas. Patrol merupakan musik etnik khas Banyuwangi yang seluruh instrumennya terbuat dari bambu dengan bentuk gong, kempul, angklung, kendang, dan serulin. Biasanya dimainkan setiap bulan Ramadhan baik untuk ronda maupun membangunkan warga untuk sahur. Syair-syair yang dinyanyikan biasanya mengambil dari kitab Barjanji dan lagu daerah Banyuwangi.  Festival patrol ini akan diikuti 24 grup patrol. Mereka akan bermusik sambil parade keliling melewati kampung-kampung di perkotaan. "Mereka akan start lapangan parkir depan Stadion Diponegoro Banyuwangi. Karena semua agenda festival Ramadhan ini akan dipusatkan di sini. Kecuali Tartil Al Quran yang akan digelar di sekolah dan masjid sepanjang Ramadhan," ujar Anas.   Ditambahkan Anas, Festival Ramadhan ini juga sebagai ajang untuk menampilkan bakat para siswa sekolah. Seperti festival hadrah yang sengaja diperuntukan bagi siswa SLTA sederajat. Tidak tanggung-tanggung, selain diikuti 42 grup asal Banyuwangi, festival ini akan diikuti 15 grup hadrah pelajar se-Jawa - Bali. Mulai dari Malang, Jember, Lumajang, Tabanan, Singaraja, hingga Denpasar akan turut meramaikan acara ini. "Setelah April lalu kami menggelar Student Jazz Festival, kini ratusan pelajar dari berbagai kota akan memainkan musik hadrah untuk meramaikan Festival Ramadhan Banyuwangi," ujar Anas. Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiono menambahkan bahwa festival Ramadhan ini juga dimaksudkan untuk mengisi masa liburan para siswa dengan sejumlah agenda yang bisa memperkaya wawasan mereka tentang agama Islam, seperti Banyuwangi Islamic Expo. "Banyuwangi Islamic Expo akan menjadi pembuka Festival Ramadhan yang dimulai pada 8 Juni nanti. Dalam Islamic Expo nanti akan ada kegiatan bedah buku Islami, peragaan busana muslim, telling story tentang kisah-kisah Islami, dan lomba adzan yang dominan diperuntukan bagi pelajar," ujar Sulihtiono. Kegiatan ini, imbuh dia, dirancang untuk membangkitkan semangat membaca buku para pelajar dengan menggandeng komunitas Rumah Literasi Banyuwangi. Kegiatannya antara lain bedah buku yang akan digelar setiap hari dari tanggal 13 - 17 Juni, lomba mewarnai dan pelatihan leadership pada 15 Juni, peragaan busana muslim 13 Juni, serta parenting class pada tanggal yang sama. "Akan ada juga lomba bercerita kisah Islami pada 14 Juni, pelatihan membaca buku berjejang, lomba adzan 16 Juni, juga akan ada antologi dan musikalisasi puisi yang disertai acara nonton bareng pada 18 Juni," pungkas Sulihtiono.

Banyuwangi Kota Juara Porseni Tingkat Kabupaten

Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) SD/MI Kabupaten Banyuwangi, yang berlangsung 1 – 3 Juni 2016, resmi ditutup tadi malam di Gesibu Blambangan Banyuwangi, Jumat (3/6).  Porseni 2016 ini, dijuarai Kecamatan Banyuwangi Kota dengan perolehan 20 medali emas, 9 perak dan 4 perunggu.
Sementara diurutan kedua adalah Kecamatan Rogojampi dengan perolehan 9 medali emas, 10 perak dan 4 perunggu. Urutan ketiga adalah Kecamatan Genteng yang memperoleh 7 medali emas, 9 perak dan 10 perunggu.
“Para peraih emas ini nanti akan kita persiapkan untuk mengikuti Porseni Tingkat Provinsi yang akan digelar di Surabaya tahun depan. Jika tahun lalu kita berhasil meraih urutan II dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, tahun ini paling tidak kita bisa mempertahankan juara tersebut dengan cabor panahan yang menjadi unggulan,” kata Kabid Olah Raga Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Banyuwangi, Dwi Marhen Yono.
Selain persiapan ke Porseni Jatim, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada para peraih medali berupa tropi dan piala. “Juara umum pada event ini berhak mendapatkan Piala bergilir dari Bupati Banyuwangi dan tropi juara. Sementara juara II dan III, masing-masing mendapatkan tropi juara,” kata Marhen, sapaan akrabnya.
Penutupan event dua tahunan ini, dihadiri seluruh peserta dan official porseni dari 24 kecamatan yang ada di Banyuwangi. Acara ini ditutup langsung oleh Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra, Wiyono. Meski tidak dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas secara langsung,  namun penutupan tetap berlangsung meriah. Karena, Bupati Anas langsung menyapa undangan dengan menggunakan aplikasi face time secara live dari Jakarta.
Bupati Anas menyampaikan apresiasinya kepada pelajar SD/MI yang telah berlomba di porseni tersebut. Porseni tingkat SD/MI ini tidak hanya sebagai ajang untuk mencari juara, namun juga untuk sebagai forum silaturahmi antar sesama guru dan siswa dari seluruh penjuru Banyuwangi.
“Melalui kegiatan ini, para siswa dan guru bisa membangun solidaritas dan kekuatan untuk membangun prestasi dan lingkungan yang baik. Dengan berkumpul seperti ini siswa dan guru bisa saling bertukar informasi dan menularkan hal yang bermanfaat. Sehingga saat kembali ke sekolah masing-masing, bisa menerapkan hal baru tersebut,” kata Bupati Anas.
Bupati Anas berharap para guru dan orang tua siswa ikut menjaga Banyuwangi dengan meningkatkan potensi diri masing-masing. Serta terus mendorong semangat berprestasi kepada anak dan peserta didiknya sejak dini. “Semangat yang muncul dari anak adalah kekuataan baru  untuk membangun Banyuwangi. Ke depan, generasi penerus ini harus terus kita dukung agar mampu bersaing dalam kompetisi global,” ujar Bupati Anas.
Selain itu, Bupati Anas juga meminta orang tua dan guru terus meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak, mengingat maraknya tindak kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini. “Prestasi harus terus jalan, tetapi anak-anak harus bisa menjaga diri, jauhi pergaulan yang tidak baik. Selalu jalin kedekatan dengan orang tua dan guru,” kata Anas.  
Porseni 2016 ini diikuti sekitar  3.509 peserta, dengan 11 cabang olah raga dan  enam bidang kesenian.  Cabor tersebut antara lain atletik, bulu tangkis, pencak silat, renang, tenis meja, tenis lapangan, bola volley mini, catur, senam dan sepak takraw. Sedangkan dari bidang kesenian ada penampilan defile/kontingen, olah musik tradisional, paduan suara, kreasi tari, seni mematung dan teater.

Smart Kampung Banyuwangi Gerakkan Ekonomi Lokal

Program ”Smart Kampung” berbasis desa yang digagas oleh Pemkab Banyuwangi efektif dalam menggerakkan ekonomi lokal, terutama warga desa. Instrumen teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mampu mendorong kreativitas warga dalam melakukan kegiatan ekonomi produktif.

”Kami memang sengaja mengusung program Smart Kampung, bukan Smart City karena memang tantangan kami ada di kampung-kampung. Ada dua tantangan utamanya, yaitu infrastruktur termasuk infrastruktur TIK yang masih minim dan kapasitas SDM yang perlu ditingkatkan. Hal ini berbeda dengan kota besar yang infrastruktur dan SDM-nya sudah sangat oke,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dihubungi usai menjadi pembicara dalam Festival Nasional yang bertajuk Smart Money Smart City yang digagas oleh Bank Indonesia di ruang eksibisi Golf Driving Senayan, Jakarta, Jumat (3/6).
Program ”Smart Kampung” baru saja diluncurkan oleh Menkominfo Rudiantara pada Selasa lalu (31/5). Di Banyuwangi telah ada 41 desa/kelurahan yang menjadi pilot project ”Smart Kampung” dan saat ini sedang disiapkan untuk 176 desa lainnya. ”Smart Kampung” adalah program pengembangan desa terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.
Terdapat tujuh kriteria ”Smart Kampung”, yaitu pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan dan seni-budaya, peningkatan kapasitas SDM, integrasi pengentasan kemiskinan, dan melek informasi hukum. Semua kriteria tersebut diturunkan ke program yang menyentuh kepentingan publik. TIK dijadikan pendorong untuk menjalankan program sesuai tujuh kriteria tersebut.
”Contohnya, UMKM di desa diberi pelatihan teknis yang nantinya pemasaran bisa berbasis online di situs belanja UMKM banyuwangi-mall.com. Smart Kampung juga jadi instrumen untuk mempercepat inklusi keuangan alias membuat warga makin melek keuangan yang akan disinergikan dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ujarnya.
Anas menambahkan, kriteria pemberdayaan ekonomi dalam program ”Smart Kampung” menjadikan balai desa sebagai pusat ekonomi produktif yang difasilitasi pelatihan dan pemasarannya oleh pemerintah daerah, seperti batik dan produk olahan pertanian. ”Tentu jenis produknya menyesuaikan potensi lokal masing-masing kampung,” ujar dia.
Dengan ”Smart Kampung”, Anas berharap warga tak lagi minder karena semua pelayanan berbasis desa bisa menjawab kebutuhan warga. Dengan program ini, warga kampung bisa semakin termotivasi untuk maju. Yang pelajar bisa mengakses internet untuk menambah wawasan, yang UMKM bisa browsing untuk tahu tren produk, yang bergerak di pertanian bisa akses berbagai problem dan solusi pertanian, dan sebagainya. Istilahnya, bolehlah kami tinggal di kampung, tapi dekat dengan dunia,” papar Anas.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Suyanto Waspotondo menggarisbawahi perlunya kampung-kampung dialiri internet, bahkan harus yang berbasis serat optik. Oleh karena itu, tambahan alokasi dana desa (ADD) dari Pemkab Banyuwangi bakal dialokasikan untuk membeli bandwidth  di desa-desa. Pembelian bandwidth itu diatur dalam APBDes masing-masing desa.
”Ini juga bagian untuk menunjang pelayanan. Misalnya yang sudah jalan sejak lama adalah program Lahir Procot Pulang Bawa Akta Kelahiran. Asal disiapkan nama dan dokumen lengkap, begitu anak lahir, akta kelahiran bisa terbit. Biarkan berkasnya yang berjalan di kabel, bukan orangnya. Orangnya bisa hemat waktu, yang bisa digunakan untuk bekerja di sawah, mengolah buah, membuat batik, belajar bahasa, berkesenian, dan sebagainya. Sehingga, makin banyak warga produktif tanpa harus tersita untuk urusan administrasi,” kata Yayan, sapaan Suyanto.
Anas menambahkan, program ”Smart Kampung” bisa semakin mendorong ekonomi lokal, termasuk mengerek pendapatan per kapita warga. Dalam lima tahun terakhir, pendapatan per kapita warga Banyuwangi sudah naik 80 persen dari Rp 20,8 juta per orang per tahun pada 2010 menjadi Rp 37,53 juta per tahun pada 2015.
”Indeks ketimpangan atau gini ratio juga sudah turun menjadi 0,29. Meski demikian, problem kemiskinan tetap ada. Ada sebagian warga yang belum masuk dalam gairah peningkatan ekonomi ini. Banyak faktor penyebabnya. Mereka tidak ditinggal. Kami terus berupaya dengan program-program berkelanjutan, termasuk Smart Kampung ini,” pungkas Anas.

Bali Akan Dipadukan Dengan Konsep Wisata,Jalur Listrik Banyuwangi

Rencana pembangunan jalur listrik yang menghubungkan Banyuwangi-Bali (Bali Crossing) akan segera direalisasikan. Menariknya, pembangunan Bali Crossing yang bertempat di kawasan Watu Dodol itu, akan dikombinasikan dengan wisata edukasi. Jalur listrik yang membentang sejauh 2,68 KM itu akan ditopang dengan dua tower. Tower yang pertama akan dibangun di Watu Dodol, Wongsorejo dan  satu lagi dibangun di Segara Rupet, Taman Nasional Bali Barat. Masing-masing tower sendiri menjulang setinggi 376 Meter. Pembangunan yang ditargetkan selesai pada akhir 2018 tersebut, bertujuan untuk menunjang suplai listrik dari Jawa ke Bali, maupun sebaliknya. "Nanti ini akan dibuat dua jalur. Jadi, selain dari Jawa ke Bali, juga bisa sebaliknya. Saat di Banyuwangi kekurangan pasokan listrik, juga akan dipasok dari Bali," papar Direktur Bisnis PLN untuk Jawa Timur dan Bali Amin Subekti pada saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di lounge Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, Kamis (2/6). Sementara itu, Bupati Anas meminta pihak PLN dalam membangun infrastruktur fisik memiliki fungsi ganda. Selain sebagai bangunan infrastruktur sendiri, juga bisa difungsikan sebagai obyek wisata contohnya. "Pembangunan ini tidak hanya dalam perspektif industri saja, namun juga harus memperhatikan sisi humanisnya, misalnya dengan membangun daerah wisata di sekitarnya," pinta Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada PLN. Gagasan Bupati Anas tersebut, disambut antusias oleh Direktur PLN Amin Subekti. "Ini ide menarik. Tower ini lebih tinggi dari Menara Eifell di Paris, tentu, akan menarik bagi wisatawan jika bangunannya bisa kami kemas," sambut Amin atas gagasan Bupati Anas. Anas pun mengusulkan agar di bagian bawah tower juga bisa dilengkapi semacam museum energi yang menjadu wahana pendidikan tentang berbagai proses dan pemanfaatan listrik. "Setiap akhir pekan bisa penuh dengan anak sekolah," harap Bupati Anas. Kunjungan Amin sendiri, selain meminta dukungan akan dibangunnya jalur listrik tersebut kepada Pemda Banyuwangi, ada pula beberapa agenda kelistrikan yang lain. PLN berencana menambah 500 Kv listrik ke Banyuwangi yang dialirkan langsung dari PLTU Paiton, Probolinggo. Penambahan listrik tersebut, menurut Amin, untuk mensuplai geliat perekonomian yang tumbuh serta dibukanya beberapa industri di Banyuwangi. "Dalam pantauan kita, Banyuwangi butuh tambahan pasokan listrik," papar Amin. Selain itu, imbuh dia, kedatangannya di sini untuk memenuhi janji Menteri BUMN Rini Soemarno yang akan mendukung upaya pengurangan kemiskinan di Banyuwangi lewat pemenuhan kebutuhan listrik. PLN telah melakukan pemetaan terhadap 1.200 kepala keluarga miskin yang belum teraliri listrik. "Kita akan membaginya dalam berdasarkan skala prioritas untuk diselesaikan secara bertahap," janji Amin.