Rabu, 24 Februari 2016

Dinilai Berhasil Tingkatkan Kinerja PNS-nya, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Studi Banding ke Banyuwangi

Berbagai prestasi  yang diraih  Banyuwangi  membuat  tertarik Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara  untuk datang ke kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini, Rabu (24/2). Kedatangan mereka terutama menyangkut tentang bagaimana manajemen Banyuwangi dalam menyelenggarakan diklat, membuat jejaring kerja dan fasilitas penunjang kediklatan lainnya.
Rombongan diterima langsung Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di pendopo kabupaten, didampingi Kepala BKD Banyuwangi, Sih Wahyudi.
Mengaku banyak mendengar progress Banyuwangi lewat berbagai media massa, Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan BKD Provinsi Kalimantan Timur  yang juga ketua rombongan, Anton Progo menyebut  Banyuwangi  sebagai daerah yang tak mau berhenti berinovasi.
“Didasari rasa penasaran itulah kami ingin mencari tahu, apa saja sih yang dilakukan Pemkab  Banyuwangi ini untuk meningkatkan kinerja PNS-nya. Kok inovasi yang diciptakan ada saja. Apakah rahasianya PNS harus mengikuti diklat yang dikemas khusus, ataukah ada kebijakan lainnya,”ujar Anton.
Bupati Anas yang menyambut baik kedatangan rombongan tersebut tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menceritakan capaian-capaian apa saja yang telah diraih Banyuwangi. Mulai dari kota yang dipandang sebelah mata hingga menjadi kota yang diperhitungkan di kancah nasional. Mulai soal kemiskinan dan upaya pengentasannya, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi, dibangunnya infrastruktur bandara, hingga pelayanan publik.
Khusus untuk mempersiapkan PNS supaya memiliki etos kerja yang tinggi dan penuh inovasi, Bupati Anas mengatakan, pemkab punya cara tersendiri untuk menciptakan hal itu. Antara lain melalui diklat. “Saya menganggap diklat  merupakan alat yang istimewa untuk mendukung dan mengembangkan produktifitas kerja di setiap satker.   Dan saya selalu menekankan, janganlah diklat ini hanya sebagai rutinitas untuk mendukung kenaikan pangkat.  Percuma saja kalau outputnya hanya itu. Karena itu BKD terus mengembangkan pola-pola baru dalam penyelenggaraan diklat,” kata Anas.
Selain diklat, lanjut Anas, saat perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), pemkab mensyaratkan para pelamar CPNS harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,5. “Kami sudah dua kali merekrut CPNS dengan metode ini dan terbukti dampaknya cukup signifikan. Seperti peningkatan kinerja dan percepatan birokrasi. Ini merupakan langkah reformasi yang kami lakukan, sebab tantangan ke depan semakin berat dan membutuhkan  SDM yang berkualitas,” tandasnya.
Anas menambahkan, apa yang dilakukan pemkab merupakan langkah untuk menyelamatkan SDM. “Reformasi birokrasi itu penting. Kita punya potensi daerah yang hebat, akan sia-sia bila tidak diikuti dengan SDM yang mumpuni pula. Sekali kita salah rekrut, negara akan rugi bertahun-tahun karena hanya membayar orang yang ‘tidur’,” tuturnya.
<span 1.6em;"="">Mendengar paparan tersebut, Anton Progo yang datang bersama 60 orang anggota rombongan mengatakan, tak salah jika pihaknya memilih Banyuwangi sebagai lokus untuk belajar.
“Apa yang dilakukan Banyuwangi ini luar biasa. Kami ingin mengkomparasikan apa yang telah kami miliki dan apa yang dimiliki Banyuwangi. Yang masih kurang sempurna di tempat kami, akan kami benahi usai studi banding ini,” tutur Anton yang akan berada di Banyuwangi selama 4 hari khusus untuk mencari tahu strategi Pemkab Banyuwangi dalam meningkatkan kualitas dan kinerja PNS-nya. Anton dan rombongan bahkan berencana untuk menyempatkan diri malam nanti untuk berkunjung ke salah satu destinasi wisata Banyuwangi yang sudah tersohor hingga manca negara, yakni Kawah Ijen.
“Mumpung ada disini, kami tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk bisa melihat dari dekat blue fire-nya Kawah Ijen yang sangat terkenal itu,” pungkasnya. (Humas & Protokol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar