Ada atraksi wisata anyar di Kabupaten Banyuwangi, yaitu menyusuri
indahnya alam perkebunan menggunakan lori wisata.
Dengan menggunakan
kereta wisata ini, wisatawan bisa menikmati indahnya alam dan harum
semerbak perkebunan kopi dan cokelat. Tak hanya itu, wisatawan juga
bakal melintasi terowongan sepanjang ratusan meter yang bakal
menjanjikan pengalaman tak terlupakan.
Lori wisata ini resmi diluncurkan Minggu (20/3) oleh Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas dan Dirut Keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI)
Didik Hatantyo.
"Lori wisata ini adalah bentuk kolaborasi. PT KAI mendukung upaya
pengembangan wisata di Banyuwangi. Wajib dijajal bagi wisatawan yang
menyukai jenis wisata edukasi dan wisata sejarah, karena atraksi ini
kental nuansa edukasi dan sejarah," kata Anas.
Dari sisi wisata edukasi, wisatawan bakal diperkenalkan dengan dunia
perkebunan kopi dan cokelat. "Cocok untuk wisata keluarga. Saatnya
anak-anak tak hanya tahu soal game di gadget-nya, tapi juga diajak
berwisata ke sini," ujar Anas.
Adapun dari sisi wisata sejarah, wisatawan diajak melewati terowongan
bawah tanah di lorong Gumitir. Di sini akan bisa memberikan edukasi
sejarah bagaimana terowongan ini dibangun di masa penjajahan Belanda,"
kata Anas.
Anas menambahkan, lori wisata bakal melengkapi pengembangan destinasi di
wilayah barat Banyuwangi. Selain lori wisata, sudah ada Waduk Sidodadi
yang memanfaatkan alam kebun sebagai obyeknya. Waduk itu dalam waktu
dekat bakal disulap lebih bagus lagi oleh BUMN perkebunan. Pada Mei
mendatang, konsep wisata perkebunan berbasis cokelat juga dimulai di
Glenmore.
"Kamis lalu (17/3), saya sudah menghadap ke Deputi Menteri BUMN Bidang
Agro, Pak Wahyu Kuncoro. Beliau mendukung BUMN perkebunan meningkatkan
peran pengembangan wisatanya di Banyuwangi. Ini bakal semakin ramai
karena wilayah Glenmore dan Kalibaru sudah lama dikenal oleh wisatawan
luar negeri, khususnya dari Belanda," ujar Anas.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Didik Hartantyo menambahkan,
lori wisata ini merupakan inovasi PT KAI yang berkolaborasi dengan
daerah maupun BUMN laom untuk menghidupkan destinasi-destinasi wisata di
daerah yang bukan hanya kebun, tetapi juga kuliner dan jasa
transportasi.
"Selain itu, juga untuk membuka akses wisatawan asing dengan menggunakan
jalur kereta api. Kedepan kami akan terus mencari daerah-daerah aktif
untuk kolaborasi ini. Dan saya melihat Banyuwangi salah satu daerah yang
selalu siap untuk kolaborasi pengembangan destinasi wisata baru,"ujar
Didik.
Lori wisata ini mengambil rute Stasiun Kalibaru - Stasiun Mrawan
melewati terowongan Gumitir. Di terowongan sepanjang hampir 700 meter
ini wisatawan bisa berhenti dan menikmati suasananya.
Sepanjang perjalanan, kawasan perkebunan yang subur menghampar dengan
ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Dikelilingi
sejumlah gunung seperti Gunung Raung dan Gunung Gumitir menjadikan udara
sepanjang rute sangat sejuk dengan suhu 20-25 derajat celcius.
Lama perjalanannya pergi-pulang hanya 50 menit. Biaya yang dipatok
adalah Rp 1,2 juta per perjalanan. Tiap trip diisi 12 orang penumpang,
jadi tiap wisatawan hanya dikenakan Rp100.000. Untuk bisa menggunakan
lori wisata ini wisatawan bisa lewat di Stasiun Kalibaru Banyuwangi atau
agen wisata daerah. (humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar