Kelenteng
ini berada tepat di tengah kota Banyuwangi yang dibangun oleh
orang-orang Tionghoa untuk menghormati leluhur mereka Kongco Tan Hu Cin
Jin. Hoo Tong Bio mempunyai makna kuil perlindungan chinese.
VIDEO Klenteng wil Bwi = https://www.youtube.com/watch?v=M3bZCbdIkwc
"Kongco
Tan Hu Cin Jin dipercaya melindungi etnis Tionghoa saat mereka tinggal
di Kerajaan Blambangan sebagai cikal bakal Kabupaten Banyuwangi. Kuil
ini sendiri tercatat berdiri di tahun 1784," kata Ketua Panitia
peringatan HUT, Suryo Utomo.
Suryo
menjelaskan jika Kelenteng Hoo Tong Bio merupakan kelenteng terbesar
dan tertua di wilayah Jawa Timur dan Bali. "Apalagi setiap ulang tahun
seperti ini, banyak tamu dari kelenteng-kelenteng lain, karena kelenteng
di sini dianggap ibu dari kelenteng lainnya seperti dari Buleleng,
Jembrana, Tabanan, Probolinggo dan Situbondo," jelas Suryo.
Menurut Suryo, Tan Hu Cin Jin merupakan dewa lokal yang tidak ada di
tempat lain. "Awalnya untuk menghormati Kongco dibangun kuil di wilayah
Rogojampi sekitar 13 kilometer dari Banyuwangi kota lalu kemudian
dipindahkan ke sini saat zaman kolonial," kata Suryo.
Kelenteng
ini pun mempunyai tradisi unik sebagai penanda ulang tahunnya. Seperti
yang diakukan Sabtu malam (19/3) kemarin. Mereka menggelar wayang kulit
dengan dalang Ki Suyadi dari Sambirejo. Pagelaran Wayang kulit ini
diadakan sebagai salah satu hiburan untuk masyarakat sekitar. Selain itu
ada pula prosesi sembahyang yang mereka lakukan di Watu Dodol, lomba
barongsai dan bakti sosial untuk masyarakat kurang mampu. (Humas &
Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar