Pembangunan jalur lintas selatan (JLS) yang terbentang dari Kabupaten
Banyuwangi hingga Kabupaten Pacitan di Jawa Timur bakal segera dimulai
lagi. Pembangunan proyek yang telah berjalan bertahun-tahun ini akan
dipercepat. Jalur sepanjang 650 kilometer ini ditargetkan rampung pada
2021.
Video Jalan Yg Udah Rampung = https://www.youtube.com/watch?v=c0j_rj5jV9g
Bertempat di Banyuwangi, Selasa (8/3), berkumpul perwakilan delapan
daerah untuk penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pembangunan
JLS. Perjanjian kerja sama yang lama yang ditandatangani pada 2002
direvisi dengan fokus percepatan pembangunan JLS. Dalam rapat ini,
delapan daerah yang dilintasi JLS selatan melakukan koordinasi untuk
mempercepat pembangunan JLS. Tujuh daerah itu adalah Banyuwangi,
Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, dan Jember;
dengan melibatkan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, percepatan JLS akan
bisa mendorong dan perkembangan ekonomi di Jawa Timur, khususnya
Banyuwangi. Apalagi jika JLS ini bisa diintegrasikan dengan keunggulan
pariwisata antar kabupaten. ”Namun yang perlu diperhatikan,
pembangunannya harus disesuaikan dengan tata ruang masing-masing daerah,
tetap harus dikendalikan. Misal kalau akan dibangun industri, tentunya
industri apa yang cocok di jalur ini. Harapan kami, lansekap JLS tetap
hijau,” ujar Anas.
Menurut Anas, dibangunnya JLS ini akan membawa dampak positif bagi
perkembangan Banyuwangi. “Ini bagus, akan semakin banyak orang datang ke
Banyuwangi. Jalurnya lebih mudah, semakin banyak opsi jalan. Akan ada
pemandangan baru saat masuk Banyuwangi karena melewati perkebunan,” ujar
Bupati Anas.
Ruas jalan arteri JLS di Banyuwangi mencapai sepanjang 110 km, yang
diawali dari kawasan perbatasan Tangki Nol kawasan Kalibaru hingga
Ketapang. Sejumlah kawasan selatan Banyuwangi akan dilewati JLS, antara
lain, adalah Perkebunan Malangsari Kalibaru, Kendeng Lembu Glenmore,
Genteng, Rogojampi, Srono, Singojuruh, Kabat, Banyuwangi, Giri, dan
Kalipuro.
Kepala Biro Asministrasi Kerja Sama Pemprov Jawa Timur, Benny
Sampirwanto, mengatakan, JLS adalah jalur yang dirancang pemerintah
pusat sebagai alternatif setelah jalur di sepanjang pantai utara di Jawa
Timur. ”Karena sudah hampir 14 tahun berjalan, dan JLS ini belum
rampung juga, maka kami meminta delapan daerah yang akan dilalui segera
menuntaskan kendala pembangunan JLS ini. Jalur ini sangat dibutuhkan
untuk menggerakkan perekonomian,” ujar Benny.
Menurut Benny, sebagian besar kendala pembangunan JLS adalah masalah
pembebasan lahan. ”Untuk itu, kita kumpulkan daerah-daerah ini untuk
bersama sama berkomitmen mempercepat pembangunan JLS. Pada 2021 harus
selesai,” kata Benny.
Proyek JLS ini dimulai sejak 2002. Pembangunannya sempat mengalami
kendala lantaran terganjal masalah pembebasan lahan di sejumlah daerah.
Skema pembangunannya, pemerintah pusat dan provinsi membiayai
pembangunan fisiknya, sedangkan pemerintah daerah menyiapkan lahannya.
Anggaran yang dikucurkan pusat untuk percepatan JLS pada 2016 ini
adalah Rp 1,4 trilun dan tambahan bantuan luar negeri sebesar US$ 250
juta. (Humas )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar