Banyuwangi Festival 2016 resmi dimulai. Event wisata tahunan ini di-launching langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo kabupaten, Jumat (11/3). Launching ini dihadiri seluruh event organizer yang semuanya adalah pegawai Pemkab Banyuwangi.
VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Peluncuran Banyuwangi Festival (B-fest) 2016 kali ini cukup istimewa
karena dihadiri seluruh penanggung jawab event, yang kesemuanya adalah
kepala SKPD Pemkab Banyuwangi. Mulai kepala badan, dinas, kantor, hingga
camat.
“Launching ini berbeda dengan launching di daerah lain. Karena disini
pelaksana kegiatan bukanlah event organizer (EO) melainkan para satker
langsung, maka saat kami rilis B-Fest 2016, semua ka SKPD datang. Mereka
ini lah EO-nya,” ujar Bupati Anas.
Banyuwangi Festival merupakan agennda wisata tahunan yang digagas
pemkab Banyuwangi. Para penggerak event ini hampir sebagian besar PNS
pemkab. “Awalnya dulu dihelat, beberapa event sempat ditangani oleh EO,
lalu di sini terjadi transfer knowledge. Setelah setahun berjalan, semua
event langsung di-handle oleh PNS yang ada di sini. Ini akan menjadi
gawe keroyokan pemerintah daerah sebagai upaya menggerakkan perekonomian
rakyat,” kata Anas.
Dikatakan Bupati Anas, B-fest tahun ini dimulai Maret sampai Desember
2016. Ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival. Agenda
tahunan berskala besar seperti International Tour de Banyuwangi Ijen
(11-14 Mei), Banyuwangi Batik Festival (9 Oktober), Jazz Pantai (27
Agustus), Festival Gandrung Sewu (17 September), dan Banyuwangi Ethno
Carnival (12 November), akan dilengkapi sejumlah event baru yang lebih semarak.
Sejumlah atraksi wisata anyar seperti Banyuwangi International BMX (2
April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival (22
April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival
Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival
Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
“Bertambahnya jadwal ini karena kami memasukkan tradisi dan budaya
yang sudah mengakar. Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan,
sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum
dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival. Seperti tradisi arung kanal di
kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan.
Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk
mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas,” ujar Anas. Using adalah
suku masyarakat asli Banyuwangi.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi yang akan difestivalkan tahun ini
antara lain Barong Ider Bumi, Tari Seblang, Tumpeng Sewu, Kebo-keboan,
hingga tradisi lomba tahunan perahu layar.
”Kami juga menggelar Festival Padi dan Banyuwangi Fish Market
Festival untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta
perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan beras organik dan beras merah
organik. Juga ada Agro Expo yang kami gelar saat durian merah ramai
dipanen April nanti,” ujar Anas. (humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar